TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu di antara 'dagangan' Joko Widodo sewaktu kampanye Pilpres 2014 adalah revolusi mental. Namun, sejauh mana jargon tersebut telah direalisasikan Jokowi setelah lebih sebulan menjadi presiden.
Slank adalah satu di antara ribuan barisan pendukung dan relawan yang membantu pemenangan Jokowi-JK sewaktu Pilpres 2014. Sang gitaris, Abdee Negara punya penilaian terhadap realisasi janji Jokowi itu.
Menurut Abdee, sejauh ini Jokowi selaku presiden sudah memulai revolusi mental di kabinet yang dipimpinnya. "Yah kelihatan dari beberapa," kata Abdee di Jakarta, Sabtu (22/11/2014).
Di mata Abdee, revolusi mental dilakukan yakni Jokowi telah menyebarkan karakter orisinalnya ke para pembantunya. Di antaranya, kerja keras tanpa bicara, blusukan, penghematan dan transparansi.
"Dan itu sudah terlihat dari cari kerja menterinya. Itu progres yang bagus untuk dihargainya," katanya.
Jokowi pernah menjelaskan tentang revolusi mental yang menjadi jargonnya itu.
Menurut Jokowi, revolusi mental berarti masyarakat mengenal dan melaksanakan kembali karakter orisinal bangsa Indonesia, seperti santu, berbudi pekerja, ramah dan bergotong-royong. Revolusi mental menjadi keharusan dilakukan oleh masyarakat Indonesia saat ini. Sebab, pergeresan karakter menjadi akar munculnya KKN, birokrasi bobrok hingga ketidakdisplinan.
Sebelumnya, beberapa pihak menyangsikan Presiden Jokowi sudah melaksanakan revolusi mental yang jadi jargonnya itu. Sebab, Jokowi selaku presiden memutuskan menaikkan harga BBM bersubsidi tanpa meminta pertimbangan atau 'permisi' lembaga DPR. Cara Jokowi itu dinilai justru menunjukan sebagai arogansi pemimpin.
Belum lagi langkah Jokowi mengakomodir politisi HM Prasetyo menjadi Jaksa Agung, orang yang memimpin lembaga penegakan hukum korps Adhiyaksa.
Penulis: Abdul Qodir