News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dubes Paraguay Bingung Indonesia Kaya Energi Alternatif Tapi Listrik Mahal

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Duta Besar Paraguay untuk Indonesia Cesar Esteban Grilion (kanan), bertukar tanda mata dengan Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti Indra Surdjati (kiri), dalam acara Dies Natalis ke49 Universitas Trisakti di Kampus A, Grogol, Jakarta, Selasa (25/11/2014).

Laporan Wartawan Warta Kota, Budi Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Sangat disayangkan betapa mahalnya tarif listrik di Indonesia. Padahal energi alternatif dapat dikonversi menjadi listrik begitu melimpah," ujar Duta Besar Paraguay untuk Indonesia Cesar Esteban Grilion.

Kritik itu disampaikan Esteban di hadapan ratusan mahasiswa dan dosen Universitas Trisakti dalam acara Dies Natalis Universitas Trisakti ke 49, di Kampus A, Grogol, Jakarta, Selasa (25/11/2014).

Pernyataan Esteban dalam kuliah umum bertema 'Alternative Energy, The Paraguayan Experience and The Great Potential of Indonesia' ini cukup menampar para mahasiswa dan dosen Usakti yang hadir.

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar mengembangkan energi alternatif dengan kekayaan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan, hingga kondisi geografisnya.

Ia mencontohkan Brazil dan Paraguay. Mesti tak sekaya Indonesia, dua negara ini berhasil mengembangkan potensi energi alternatif mereka. "Kenapa Indonesia tidak bisa menirunya. Potensi Indonesia jauh lebih besar," imbuhnya.

Esteban mengusulkan Indonesia sangat mampu membangun energi alternatif berbasis kelautan di masa depan. Apalagi Indonesia diuntungkan panjang garis pantai.

"Jika kita memasang turbin di berbagai titik, maka akan dapat menghasilkan energi listrik yang sangat besar dan luar biasa," sambung Esteban sambil mengakui jika itu semua harus didukung penuh pemerintah.

Ia mengakui, untuk membangun energi alternatif, dukungan penuh dan komitmen pemerintah belum cukup. Perlu investasi besar membangun sarana pendukung energi alternatif.

Menanggapi hal tersebut, Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti Indra Surjati mengatakan, saat ini waktunya mensinergikan antara peneliti dengan pemerintah.

"Sehingga penelitian akademisi mengenai energi alternatif seharusnya mendapatkan dukungan pemerintah dalam merealisasikannya. Selama ini terkesan semuanya berjalan sendiri sendiri," ujarnya.

Dalam kuliah yang diikuti ratusan mahasiswa Fakultas Teknik Mesin, Fakultas Teknik Industri, dan Fakultas Teknik Pertambangan tersebut, Trisakti berharap ada kerjasama Indonesia-Paraguay di bidang penelitian energi.

Ini sejalan dengan visi Universitas Trisakti, khususnya Fakultas Teknologi Usakti untuk menjadi fakultas unggulan berkelas internasional. "Kami juga akan bekerjasama dengan Pemda NTB mengembangkan energi alternatif di sana," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Bahasa Usakti Agustin Rebecca Lakala menyebutkan, pihaknya kerap mengundang berbagai kedutaan asing untuk memberikan sumbang saran kepada mahasiswa Universitas Trisakti.

Selain Esteban, beberapa waktu lalu Pusat Bahasa Usakti juga pernah menghadirkan Dubes Meksiko dan Dubes Venezuela untuk berbagi ilmu mengenai kebudayaan di negara mereka.

"Kali ini kami mengundang Dubes Paraguay, karena dengan kondisi energi migas kita yang semakin menipis, tentu menjadi perlu mendapatkan pemaparan bagaimana energi alternatif di Paraguay bisa begitu berkembang," katanya.

Agustin mengaku kegiatan yang melibatkan kedutaan seperti ini akan terus dilakukan Universitas Trisakti, selain untuk menjalin hubungan internasional, juga membuka jaringan kerjasama antara Universitas Trisakti dengan dunia luar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini