TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN BUN - Tujuh jenazah penumpang AirAsia QZ8501 diterbangkan dari Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah ke Bandara Juanda Surabaya, Jawa Timur Jumat (9/1/2015) petang.
Ketujuh jenazah diterbangkan dengan CN-295 TNI AU sekitar pukul 18.45 WIB.
Puluhan petugas dari Basarnas, TNI, Polri, PMI dan relawan memberikan penghormatan terakhir saat tujuh peti jenazah yang telah dilabeli nomor itu diusung petugas memasuki pesawat.
Ketujuh jenazah merupakan temuan awak sejumlah kapal di perairan Selat Karimata selama dua hari terakhir. Ketujuh jenazah sudah diseterilkan dan dimasukkan ke dalam peti jenazah di RS Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun, sebelum diterbangkan ke Surabaya.
Dua di antara tujuh jenazah ditemukan penyelam di dasar laut Selat Karimata. Keduanya ditemukan dengan kondisi rusak dalam posisi masih duduk dan terikat sabuk pengaman (seatbelt) di satu rangkai kursi penumpang. Pada leher jenazah pria masih terkalung gendongan bayi.
Hingga Jumat petang atau hari ke-13 masa pencarian, sudah 48 jenazah dari 162 penumpang dan awak pesawat AirAsia QZ8501 yang sudah ditemukan dan diterbangkan ke Surabaya. Sebagian jenazah ditemukan dalam kondisi tidak utuh karena terlalu lama berada di dalam air laut.
Pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura yang mengangkut 162 orang hilang kontak di perairan Selat Karimata saat penerbangan pada 28 Desember 2014.
Tiga hari kemudian, satu per satu jenazah penumpang dan awak pesawat ditemukan oleh tim SAR gabungan di perairan Selat Karimata dan Laut Jawa. Baru pada Rabu (7/1/2015), tim menemukan ekor pesawat yang menjadi tempat penyimpanan kotak hitam atau black box di dasar laut Selat Karimata.
Hingga hari ini, tim belum berhasil menemukan black box karena faktor cuaca di dasar laut. Di dalam black box tersebut tersimpan data penerbangan pesawat yang bisa membuka tabir penyebab kecelakaan pesawat tersebut.