News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pertemuan Terakhir Rani dengan Adiknya: Jam Berapa akan Dieksekusi?

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rani Andriani, terpidana hukuman mati karena tersangkut kasus narkoba.

Namun, ada saatnya Popy merasa air matanya sudah benar-benar mau tumpah. Popy pun pamit ke toilet karena tak mau tidak menangis di depan Rani.

"Meski saya tahan, saya tetap enggak kuat, akhirnya saya ke toilet dan menangis di sana," tuturnya.

Saat pertemuan tersebut, Popy mengaku tak banyak berbicara. Ia merasa sudah cukup puas bisa melihat wajah Rani untuk terakhir kalinya. Pertemuan Popy dan kakanya berakhir ketika petugas mengingatkan bahwa waktu telah menunjukkan pukul 13.00 WIB yang artinya pertemuan harus diakhiri.

Ketika melepas sang adik, Rani tersenyum sambil melambaikan tangan. "Senyuman itu merupakan perpisahan," ujar Popy sambil tertunduk.

Popy menjelaskan, ayahnya, Andi Sukandi mendapat kesempatan lebih banyak untuk bertemu Rani dalam sepekan terakhir sebelum eksekusi. Bahkan, secara mental, Andi lebih kuat, siap, dan pasrah dalam menghadapi hari-H eksekusi.

Menurut Popy, pada awal pekan lalu, ayahnya diminta datang ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Wanita di Tangerang yang selama ini menjadi tempat penahanan Rani.

Saat Andi sampai di Tangerang, ternyata Rani sudah dipindahkan ke Nusakambangan, Cilacap. Lalu, Andi bersama petugas kejaksaan menyusul ke Cilacap.

Menurut Popy, sampai du Cilacap, Andi menginap di hotel yang disediakan oleh pihak kejaksaan. "Setelah berada di hotel, bapak baru diberi tahu (Rani akan dieksekusi). Bapak pun pingsan di sana," tutur Irwan, menantu Andi.

Sementara Popy mengetahui rencana eksekusi terhadap Rani dari berita di televisi. "Mendengar berita di televisi, saya langsung syok, saya lalu menghubungi suami dan minta diantar ke Cilacap," katanya.

Popy meninggalkan Cianjur pada Kamis pagi. Sampai di Cilacap, Popy ditempatkan satu hotel bersama ayahnya. Selama di hotel, Popy hanya menangis menunggu telepon dari Nusakambangan. Hal tersebut berbeda dari ayahnya yang setiap hari diberi kesempatan menemui Rani di Nusakambangan.

"Dalam surat dari kejaksaan hanya bapak yang bisa menemui kakak setiap hari," katanya.Hingga, pada Sabtu siang, Popy diizinkan menemui Rani. (Tribunnews/taf)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini