TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menkumham Amir Syamsuddin menilai ekspose pelaksanaan eksekusi terpidana mati sudah terlalu jauh di pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Padahal pelaksanaan hukuman mati bukan sesuatu yang menyenangkan untuk dipertontonkan.
"Seperti apa yang dikatakan Jaksa Agung, mengeksekusi mati seseorang terpidana mati bukanlah hal yang menyenangkan. Saya setuju itu. Kita itu wajib menghindarkan expose eksekusi mati menjadi tontonan gratis dari suatu theater maut dan kematian," kata Amir kepada wartawan, Kamis (22/1/2015).
Tetapi kata Amir, pada pemerintahan Jokowi, sangat bertolak belakang. Karena demi menunjukkan ketegasan negara, pemerintah justru mengekspos terlalu jauh proses eksekusi mati.
Seperti sebelumnya, tereksposnya daftar nama orang-orang yang akan dieksekusi secara besar-besaran.
"Seolah pemberitaan dapat dinikmati sebagai show dan tontonan kehebatan pemerintah," ujarnya.
Amir juga menganggap pernyataan Jaksa Agung HM Prasetyo yang menyebutkan akan ada gelombang eksekusi hukuman mati berikutnya, sangat tidak pantas. Karena tidak menujukan penghormatan keluarga terpidana mati.