Laporan wartawan Tribun Sumsel, Wawan Perdana
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG -Mgs Zainal Abidin, terpidana mati asal Palembang memiliki tiga anak. Tiara, anak tertuanya yang sekarang tinggal bersama neneknya kaget setelah mengetahui kabar adanya rencana eksekusi mati bapaknya dari pemberitaan di televisi.
Ia protes, lalu mengirimkan surat ke Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) di Jakarta pada akhir Februari lalu. Selain Tiara, surat protes juga dikirimkan Sadli SH selaku kuasa hukum keluarga ke Komnas HAM.
"Saya terlebih dahulu kirim ke Komnas HAM, kemudian beberapa hari kemudian disusul Tiara. Surat yang saya kirim sudah diregister, tetapi belum ada kabar terbaru," ujar Sadli SH kepada Tribun Sumsel melalui sambungan telepon, Kamis (5/3/2015).
Selain mengirimkan surat ke Komnas HAM, Tiara juga yang meminta keluarga menjenguk bapaknya yang sekarang di tahan di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Sadli yang diberikan kuasa sebagai juru bicara keluarga, belum mengetahui lokasi pemakaman yang akan disiapkan untuk Zainal Abidin. Keluarga katanya, masih melihat perkembangan situasi dalam beberapa hari ke depan. Apakah eksekusi benar-benar akan dilakukan atau ada penundaan.
Pernyataan tegas disampaikan M Zen Syukri, selaku kakak tertua Zainal Abidin. Keluarga menurutnya, tidak pernah menyiapkan makam untuk adiknya nomor tiga itu. Sebab, sampai saat ini Zainal Abidin tetap sehat.
"Kami sangat mengharapkan tidak terjadi apa-apa pada Zainal. Kalaupun terjadi, itu sudah suratan takdir," ungkapnya.
Beberapa waktu lalu, jelas Zen, ia berkomunikasi dengan Zainal Abidin melalui telepon. Adiknya tidak pernah menginginkan keluarga mendatanginya dengan alasan takut merepotkan. Zainal hanya minta semua keluarganya mendoakan untuk keselamatannya.
Zainal setiap kali dihubungi selalu menanyakan kabar ibu dan saudaranya. Ia menyatakan kondisinya tetap sehat dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Nur, ibu Zainal Abidin yang dikabarkan tinggal di Pulau Jawa sempat ke Palembang pada akhir pekan lalu. Ia menghadiri pemakaman anaknya. Nurulhuda, warga Plaju yang meninggal dunia akibat sakit.
Wanita berusia sekitar 70 tahun itu datang bersama keluarga yang lain. Setidaknya menginap di Palembang sekitar dua malam, setelah pemakaman kembali ke Pulau Jawa.
"Selama di Palembang tidak banyak obrolan membahas tentang Zainal. Saya juga tidak enak banyak bertanya," kata Adi, suami anaknya.
Menurut Adi, beberapa orang dari Kejaksaan Negeri Palembang sempat datang ke rumahnya untuk bekoordinasi tentang rencana eksekusi mati Zainal Abidin. Tetapi ia selaku ipar, tidak bisa memberikan keputusan. Ia mempersilakan petugas menghubungi langsung orangtua Zainal Abidin yang tinggal di Jawa.