News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jaringan Kelompok ISIS

16 WNI yang Ditahan di Turki Menolak Pulang ke Indonesia

Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijanto melakukan konferensi pers bersama Jaksa Agung, Pimpinan KPK, Plt Kapolri, dan Menkumham di Gedung KPK, Jakarta, Senin (2/3/2015). KPK melimpahkan kasus rekening gendut Budi Gunawan kepada Kejaksaan dengan alasan Budi Gunawan telah menang pra peradilan melawan KPK. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Tribunnews.com, Jakarta - Usaha pemerintah memulangkan 16 warga negara Indonesia yang ditahan di Turki menemui jalan buntu. Pemerintah tidak bisa menentukan langkah selanjutnya ketika WNI yang ditahan di Turki itu menolak dipulangkan ke Indonesia.

"Pemerintah Turki mau mendeportasi, tapi yang bersangkutan enggak mau kembali ke Indonesia, apa mau kita paksa," kata Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan HAM, Tedjo Edhy Purdijatno, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (19/3/2015).

Tedjo memastikan bahwa semua WNI yang ditahan di Turki memiliki kaitan dengan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Mereka melintasi Turki menuju Suriah untuk menyusul keluarganya yang sudah lebih dulu bergabung dengan ISIS.

Saat ditanya mengenai cara yang paling memungkinkan untuk mengembalikan 16 WNI itu ke Tanah Air, Tedjo mengaku belum memiliki terobosan. Ia memastikan pemerintah ingin memulangkan warganya ke Indonesia, tetapi menjadi sulit ketika yang bersangkutan menolak untuk dipulangkan.

"Itu kan hak mereka juga, ada yang suaminya di sana (Suriah), ada orangtua yang bawa anak-anaknya," ucap Tedjo.

Tedjo mengungkapkan, 16 WNI itu juga sudah menjual harta bendanya di Indonesia sehingga mereka tak lagi memiliki tempat tinggal. Mereka, lanjut Tedjo, menjual semua hartanya karena ingin mendapat kehidupan yang lebih baik dengan bergabung bersama ISIS.

WNI yang bergabung ke ISIS, kata dia, dilatarbelakangi iming-iming uang dan kesejahteraan. Menurut informasi, ISIS membayar setiap pengikutnya dengan imbalan uang yang besar. (Indra Akuntono)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini