Laporan Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM - Erni tetangga yang tinggal tepat di depan rumah Hendri mengaku dirinya curiga dengan gerak-gerik Aprimul Hendri, sosok terduga jaringan ISIS di Petukangan, Jakarta.
Lantaran banyak temannya yang sering mengunjungi rumah tersebut, namun, tertutup kepada tetangga.
"Tertutup kepada tetangga, tapi banyak temannya yang datang, dan potongannya hampir sama," katanya.
Selain itu menurutnya, di ruang depan kontrakan Hendri tersebut, sempat dipajang sebilah pidang. Pedang yang dipajang tersebut mirip sebuah simbol. Hanya saja beberapa hari terakhir, pedang tersebut tidak tampak lagi dipajang.
"Saya heran kok dipasang pedang di ruang depan, dan itu terlihat dari luar," katanya.
Menurut Erni, semenjak tinggal Januari lalu, di rumah tersebut tinggal empat anggota keluarga. Selain hendri dan istrinya, terdapat dua perempuan kerabat Hendri dan anak berusia di bawah tiga tahun. Saat penggeledahan, Kemarin minggu, dua perempuan kerabat Hendri tersebut berada di rumah.
"Kalau yang sering terlihat ya itu, istri, anak yang berusia Batita, dan dua orang kerabatnya.
Sementara itu, Ketua RT, Hidayat, mengaku dirinya belum pernah bertemu dan berbicara dengan Hendri. Selama pindah ke Komplek Perdana, Januari lalu, hendri beserta keluarganya belum pernah melapor.
"Kan yang tinggal di Komplek Perdana kebanyakan ngontrak, jadi mereka berhubungannya lansung dengan pihak pemasaran Komplek, bukan ketua RT," katanya.
Berdasarkan lampiran berkas dari pihak perumahan, menurut Hidayat, Hendri berasal dari Sumatera Barat. Tepatnya, kelahiran 1 April 1974 Pasaman Barat.
PantauanTribunnews‎ usai penggeledahan, rumah kontrakan Hendri di blok B nomor tiga, tampak di pasangi garis polisi. Rumah tampak sepi dan tidak berpenghuni, tampak dari lampu di luar rumah yang menyala. Di halaman rumah terparkir Honda Stream bernopol B 1159 GG.
Pekarangan kontrakan rumah Hendri tampak rimbun dengan didominasi pohon pepaya. Terdapat dua kursi kayu, di pekarangan dan dua jemuran yang tampak dibuat sendiri dengan bahan dasar pipa. Berdasarkan Informasi, Hendri mengontak di rumah tersebut selama satu tahun dengan harga Rp 25 juta.