News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bupati Bogor Ditangkap KPK

Anak Buah Bos Sentul City Pernah Diberi Ponsel Guna Hindari Penyadapan KPK

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bos Sentul City Cahyadi Kumala menjalani persidangan dengan agenda pemeriksaan saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (25/3/2015). Cahyadi didakwa terkait kasus dugaan suap rekomendasi tukar menukar kawasan hutan di Kabupaten Bogor yang juga melibatkan Bupati non aktif Kabupaten Bogor Rahmat Yasin. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam sidang lanjutan perkara suap alih fungsi lahan di Bogor dan menghalang-halangi proses penyidikan dengan terdakwa bos Sentul City, Kwe Cahyadi Kumala alias Swie Teng, anak buah Haryadi Kumala yakni Djoenaidy Abdoel Wahab mengaku pernah diberikan ponsel pasca tertangkapnya Yohan Yap pada 7 Mei 2014.

Djoenaidy mengaku diberikan ponsel guna menghindari penyadapan KPK. Adapun ponsel tersebut diberikan Rhina Sitanggang yang juga merupakan karyawan Haryadi.

"(Diserahkan) kalau enggak salah hari Jumat," kata Djoenaidy saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (15/4/2015).

Djoenaidy menuturkan saat menerima ponsel tersebut, Rhina sempat mengatakan tujuannnya guna menghindari sadapan KPK. Menurutnya, ponsel yang diterimanya tersebut tidak akan mampu menyangkal sadapan KPK.

"Rina sempat bicara sama saya bahwa beli handphone karena suapaya tidak disadap KPK. Menurut saya sih sama saja, ganti berapapun sama. Karena anak ini (Rhina) juga ribet Pak. Jadi saya bilang ya sudah tapi saya enggak ada duit," tutur Djoenaidy yang menyebut inisiatif pemberian ponsel berasal dari Rhina.

Di dalam persidangan, Rhina berbelit memberi keterangan saat menjadi saksi. Saat ditanyai oleh hakim ketua Sutio Jumagi, Rhina mengaku awalnya tertekan dengan pertanyaan penyidik terkait pembelian ponsel yang bertujuan untuk menghindari sadapan KPK.

Rhina awalnya mengaku ponsel tersebut untuk memperlancar komunikasi dengan office boy di perusahaan yang berkantor pada lantai 25 Menara Sudirman.

"Keterangan masalah beli HP takut disadap gitu, karena kan saya beli HP karena kami kesulitan (komunikasi). Masalah takut disadap semua orang takut disadap tapi kami kan bukan itu tujuannya. Masa iya bicara dengan OB takut disadap Pak," ujar Rhina.

Rhina tak bisa berkelit saat Djoenaidy mengatakan pembelian ponsel bertujuan menghindari sadapan KPK. "Apakah yang tadi disampaikan Djoenaidy betul? Saudara bilang seperti itu (hindari sadapan)?" tanya jaksa KPK dan Rhina mengiyakannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini