TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nasib batu akik saat ini kerap dikaitkan dengan nasib tanaman anthurium dan ikan louhan beberapa tahun silam yang sempat sangat tenar namun kemudian redup dalam waktu relatif singkat.
Bahkan seorang pengamat menduga demam batu akik berakhir di pertengahan tahun 2015.
Beberapa tahun lalu, satu anakan anthurium bisa dihargai sampai Rp 250 ribu.
Tentu semakin besar ukuran, terutama pada jenis-jenis tertentu, harganya semakin “tak masuk akal”.
Pada saat puncaknya, anthurium jenis cobra black beauty dewasa misalnya dikabarkan seharga Rp70 juta.
Ada pula rumor, rekor tertinggi harga anthurium daun ada yang senilai Rp 1,8 miliar.
Akhir cerita kita tahu, euforia tersebut tidak bertahan lama.
Tak sampai lima tahun sejak harganya melejit, harga anthurium merosot drastis.
Satu anakan anthurium harganya meluncur drastis menjadi hanya Rp10 ribu. Pengusaha yang ikut-ikutan mencoba peruntungan di anthurium harus gigit jari.
Agak berhati-hati dalam menanggapi, Floribertus Rahardi, seorang pakar pertanian melihat, meski fenomena batu akik agak berbeda dengan anthurium namun nasib akhirnya diduga akan sama.
“Ada kemungkinan pasar batu akik akan jenuh dan mengalami nasib yang sama dengan anthurium,” tutur dia.
Lalu kapan demam batu akik ini akan mereda? Dalam perhitungan Rahardi, bisa jadi pertengahan 2015 ini.
Jadi apa penyebap sebenarnya harga batu akik dapat melambung seperti saat ini? Selain itu, apa pula yang menyebabkan tren batu akik diramalkan meredup pada pertengahan 2015? [Temukan jawabannya di majalah Intisari edisi April 2015].