Dalam ratas itu, Jokowi menilai pesan mengenai keseimbangan global saat ini kurang ditekankan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Maka dalam peringatan KAA, Indonesia harus mengambil peran dalam menekankan pentingnya keadilan global.
Selain itu, Andi memberikan bocoran, semangat KAA pada 1955 akan kembali ditekankan Jokowi dalam pidatonya.
"Itu salah satu pointnya. Tapi sabar saja ditunggu," tuturnya.
Lebih lanjut Andi katakan pidato Presiden sudah disiapkan setelah mengalami dua kali revisi dari Presiden Jokowi.
Sebelumnya, Deputi II Bidang Pengelolaan dan Kajian Program Prioritas Kantor Staf Presiden Yanuar Nugroho mengatakan pidato yang nantinya akan dibacakan Jokowi akan menekankan pada pentingnya tatanan dunia baru yang adil dan seimbang.
"KAA dan peringatan KAA memberikan pesan jelas bahwa kita perlu tata dunia baru yang adil, seimbang, agar KAA tidak hanya normatif, tetapi juga memberi pesan yang jelas pada internasional," katanya.
Keseimbangan global yang dimaksud, kata Yanuar, mencakup solidaritas ekonomi, politik, dan budaya. Yanuar mengatakan pidato dibuat secara bersama-sama oleh tim dari Kementerian Luar Negeri, Sekretariat Negara, dan Sekretariat Kabinet. (*)