Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengakui adanya kebutuhan sarana dan prasana pendukung terkait wacana gedung baru. Hal tersebut sudah dibahas dalam rapat Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR dan Kesekjenan DPR.
"Kalau anggota DPR enggak ada yang memegang uang. Kebutuhan kan bisa dilihat sendiri," tutur Fadli Zon di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (30/4/2015).
Ia mencotohkan tenaga ahli anggota DPR yang bertambah dari dua menjadi tujuh orang. Sehingga dengan adanya penambahan orang maka ruangan yang ada tidak bisa menampung lagi.
"Disisi lain kita inginkan perpustakaan dan museum itu termasuk saya yang usulkan itu. Dan tentu ini suatu proses yang harus dilaksanakan transparan. Bukan cari proyek-proyekan. Itu prinsipnya," kata Politisi Gerindra itu.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyatakan hal serupa. Dimana staf ahli anggota DPR bertambah. "Dalam demokrasi DPR penting gak sih? Kalau enggak penting tutup saja DPR ini," imbuhnya.
Ia mengatakan adanya rencana membangun plaza demokrasi seperti perpustakaan yang memadai. Politisi PKS itu mengungkapkan dokumen-dokumen yang ada saat ini disimpan secara tidak layak. Sehingga terdapat urgensi pembangunan perpustakaan.
"Ini ide mulia, bukan cari fulus. yang mau kritik tolong baca dulu UU MD3. Jangan terlalu berburuk sangka terus menerus," katanya.