TRIBUNNEWS.COM - Lukisan karya Affandi berjudul "Self Portrait and His Pipe" menghilang dari rumah Emir Sundoro di Pondok Indah, Jakarta Selatan sejak Mei 2014 lalu.
Ternyata, lukisan itu dilelang di Hong Kong senilai Rp 5 miliar.
Kepala Unit I Subdirektorat Keamanan Negara Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Imran Gultom mengatakan, pelelangan itu diketahui saat Sawitri, anak Emir, membaca salah satu berita di internet yang menyatakan lukisan berjenis abstrak itu dilelang di Hong Kong.
"Padahal saat itu lukisannya masih terpasang di joglo rumahnya. Apalagi keluarga tidak pernah menjual lukisan tersebut," kata Imran di Mapolda Metro Jaya, Senin (4/5/2015).
Imran menceritakan, lukisan karya Sang Maestro itu dimiliki oleh mantan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional periode 1971-1973, Widjojo Nitisastro.
Awalnya, Widjojo merupakan satu-satunya pemilik lukisan itu. Sebab lukisan itu dibeli Widjojo sejak Affandi baru membuat sketsa.
Lukisan kemudian diambil setelah Affandi selesai melukisnya pada 1974. Selanjutnya lukisan itu dikuasai turun temurun oleh keluarga Widjojo.
Terakhir, lukisan itu dimiliki oleh Wijaya Laksmi Kusumaningsih, anak Widjojo satu-satunya yang juga istri Emir.
Lukisan itu selalu diletakkan di sebuah joglo di rumah peninggalan Widjojo. Karena menemukan lukisan itu dilelang di Tiongkok, Sawitri pun segera melapor kepada orangtuanya.
Keluarga itu kaget karena lukisan itu masih berada di tempatnya. Maka dari itu, Emir memeriksa keaslian lukisan itu ke seorang ahli lukisan dari Museum Affandi di Yogyakarta, Selarti Venetzia.
Kemudian, Selarti memastikan lukisan yang tersimpan di joglo itu adalah lukisan replika.
Dia menduga lukisan itu sengaja ditukar oleh pihak tak bertanggung jawab. Imran menyatakan saat ini jajarannya masih menyelidiki kasus ini.
Sejak memulai penyelidikan sejak tahun lalu, ia mengatakan polisi sudah menemukan titik terang.
"Kami juga sudah tahu waktu kapan lukisan itu hilang. Tadinya belum ketahuan kapan waktu hilangnya karena pihak keluarga tidak sadar," kata Imran.
Apalagi pembantu dan pekerja di rumah itu terus berganti. Karena itu, polisi perlu mempersempit dan mengetahui waktu hilangnya untuk mengetahui tersangkanya.