TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan juru bicara Demokrat, Rachland Nashidik menilai pernyataan Menteri ESDM, Sudirman Said kepada Susilo Bambang Yudhoyono terkait Petral adalah kejahatan penistaan.
Menurutnya, apa yang dilontarkan Sudirman termasuk sebuah fitnah.
"Sudirman Said sendiri pada kenyataannya adalah bagian yang tidak dipisahkan dari sejarah Petral dan tata kelola minyak yang saat ini dikecam dengan hebat," kata Rachland dalam jumpa pers di kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan, Sabtu (23/5/2015).
Rachland menuturkan, Petral didirikan pada tahun 1970-an, yakni pada masa presiden Soeharto. Dan faktanya kata Rachland Petral tidak dibubarkan oleh presiden-presiden sesudahnya yakni BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri dan SBY.
"Maka bila Sudirman bermaksud cuci tangan dan melemparkan kesalahan, ia harus bukan hanya menuding SBY, namun sekurang-kurangnya juga menyalahkan Megawati," tuturnya.
Rachlan pun meminta presiden Joko Widodo perlu secara terbuka menjelaskan sikapnya terkait pernyataan pembantunya itu.
Menurutnya, hal itu perlu dilakukan presiden untuk membebaskan dari spekulasi pernyataan Sudirman.
"Bagaimanapun juga seorang pemimpin harus mengambil tanggung jawab atas kesalahan anak buahnya," katanya.