TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di bawah kepemimpinan Djan Faridz ingin islah dengan kubu Ketua Umum PPP versi Muktamar Surabaya Romahurmuziy asalkan dengan syarat sama-sama menang.
Sekretaris Jenderal PPP, Dimyati Natakusumah menjelaskan, kalau mau islah harus ada yang menjembatani, terutama melibatkan para sesepuh, kyai, ketua umum NU, Ketua umum MUI, ketua umum Muhammadiyah, atau para mantan-mantan ketua umum PPP.
Selain itu, pihaknya mengharapkan bantuan Wakil Presiden Jusuf Kalla dari unsur pemerintah dan dalam hal ini selaku ketua dewan masjid Indonesia.
Dimiyati mengaku, serasa ditodong dengan ajakan islah yang gencarkan kubu Romi melalui surat terbuka. Dia menganggap hal tersebut sama seperti mengajak perang.
"Kalau memang mau islah jangan memasang persyaratan tertentu. Harus betul-betul win-win. Tidak bisa serta merta islah," ujar dimiyati di Kantor DPP PPP, Jakarta, Selasa (2/6/2015).
Menurutnya, islah adalah melepaskan keegoan dan merasa menang. Diharapkan islah turun dari hati yang ikhlas.
Sebelumnya, Ketua Umum PPP versi muktamar Surabaya, M.Romahurmuziy, menyampaikan surat terbuka kepada Ketua Umum PPP versi Munas Jakarta Djan Faridz. Senin (1/6) kemarin.
Salah satu poin yang tertera dalm surat terbuka itu, kubu Romi menawarkan terbuka pada jabatan apapun selain ketua umum dan sekjen. Tidak lagi dibutuhkan mediator, karena yang diperlukan adalah kesungguhan memelihara warisan ulama.