TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk mendekatkan dan meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia akan Papua, gerakan PapuaituKita diluncurkan hari ini di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.
Zely, seorang inisatior kegiatan tersebut, mengatakan Papua sejauh ini jamak dikenal sebagai daerah konflik, Organisas Papua Merdeka (OPM), keterbelakangan, otonomi khusus dan lain sebagainya. Itu ditambah stereotip dan stigma yang sering ditujukan kepada masyarakat asli Papua.
"Pengetahuan ini luas pengaruhi kita yang tak pernah berinteraksi langsung dengan orang Papua, atau mengetahui sejarahnya. Ditengah terbatas dan terdistorsinya informasi terkait Papua, kita saksikan masalah yang ternyata lebih fundamental lagi bahwa pengetahuan publik kita terhadap sejarah negerinya sangat sedikit," ujar Zely di TIM, Jakarta, Sabtu (13/6/2015).
Sayangnya, lanjut dia, stigma dan distorsi informasi ini dipelihara oleh pemberitaan media dan pendekatan keamanan pemerintah terhadap Papua selama ini.
"PapuaItuKita adalah gerakan yang hendak meningkatkan kesadaran publik Indonesia tentang berbagai persoalan sosial budaya dan politik ekonomi di Papua, dan bergerak bersama dalam semangat kepedulian dan solidaritas untuk mengubah pendekatan negara terhadap Papua," beber Zely.
Acara gerakan PapuaItuKita hari ini mengambil tema Sehari Bercerita, Bernyanyi dan Menari untuk Papua. Para pengisi atau undangan yang akan hadir pada acara tersebut adalah Benny Giay, Bambang Widjojanto, Hilmar Farid, Melanie Subono, Amirudin Al Rahab.
Acara tersebut juga dihibur oleh Inyarme Papua, Bengkel Budaya Papua, Ipmanapandode Papua, SIMPONI, John Tobing, Sanggar Ciliwung, Last Scientist, Sisir Tanah, Es Coretz, dan yang lainnya. Selain itu para pengunjung juga disuguhi pinang, barapen, kopi Papua, buku-buku, kaos dan merchandise solidaritas Papua.