News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Tragis Angeline

Tangisan dan Lukisan Bayu Wardhana untuk Engeline

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Yulis Sulistyawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kisah tragis Engeline membuat masyarakat Indonesia turut merasakan kesedihannya. Hal itu juga dirasakan seorang perupa bernama Bayu Wardhana. Ia melukis Kota Tua Jakarta dan uangnya sebagian diberikan kepada keluarga Engeline.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWSCOM, JAKARTA — Kisah tragis Engeline membuat masyarakat Indonesia turut merasakan kesedihannya. Hal itu juga dirasakan seorang perupa bernama Bayu Wardhana.

Bayu Wardhana adalah seorang pelukis yang dikenal dengan gaya lukisan on the spot. Gaya perupa melihat langsung obyek yang ada di depannya, merasakan suasananya lantas diguratkan ke kanvas.

Meski berprofesi pelukis, Bayu rajin mengikuti perkembangan kasus Engeline. Saat mendengar kisah tragis Engeline yang kerap dianiaya, diperkosa, dibunuh, dan kemudian dikubur di samping kandang ayam, Bayu merasa sedih.

“Pertama kali saat mendengar berita yang menimpa Engeline aku menangis. Aku membayangkan, Aku bersama delapan anak saya masih bisa haha-hihi, tapi ada kisah tragis yang menimpa seorang anak kecil bernama Engeline,” ujar Bayu Wardhana saat ditemui di Kota Tua, Jakarta, Kamis (25/6/2015).

Ia merasa tak habis pikir ada orang yang begitu tega membunuh seorang Engeline, gadis kecil berparas manis itu.

“Aku melihat banyak orang yang mendoakannya. Itu membuktikan banyak orang yang peduli sama Engeline. Tapi tega sekali ada orang biadab yang membunuhnya. Mudah-mudahan Engeline masuk surga,” lanjutnya.

Karena itu hatinya terdorong untuk membantu keluarga kandung Engeline.

Bayu lantas membuat lukisan. Kota Tua dipilih Bayu untuk menjadi obyek lukisannya.

Meski terik matahari membasahi bajunya, Ia mengatakan tulus ingin membantu keluarga kandung Engeline tanpa mengharapkan imbalan apa pun

Pelukis yang dikenal dengan gaya melukis on the spot ini melukis di Kota Tua sekitar pukul 06.00 WIB dan selesai sekitar 12.30 WIB.

Selama kurang lebih enam jam, empat lukisan impresionis selesai dibuatnya.

Keempat lukisan itu menggambarkan tempat-tempat yang ada di Kota Tua. Satu di antaranya lukisan Stasiun Kota.

Keempat lukisan akan dijual. Hasil penjualan lukisannya sebagian akan ia berikan kepada keluarga kandung Engeline.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini