TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI nonaktif, Jenderal Moeldoko mengaku tidak kecolongan, saat salah satu dari dua pilot Indonesia yang pernah bergabung dengan TNI Angkatan Udara, dikabarkan menjadi bagian dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Tidak, karena mereka itu bukan lagi anggota TNI," kata Moeldoko di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (9/7/2015).
Jenderal yang akan pensiun 1 Agustus itu mengatakan, dirinya telah menyampaikan berkali-kali ke setiap unsur komando, agar jangan sampai prajurit TNI dicuci otak untuk bergabung dengan kelompok militan.
"Saya baru baca tadi, saya juga setiap kesempatan sampaikan ke unsur komando, jangan sampai terjadi prajurit dicuci otak," katanya.
Kepolisian federal Australia (AFP) membocorkan satu dokumen laporan intelijennya yang mengatakan bahwa dua pilot Indonesia yang bergabung ISIS dikhawatirkan mengancam keamanan negaranya.
Berdasarkan isi laporan tersebut, dua pilot itu bernama Ridwan Agustin dan Tommy Abu Alfatih.
Informasi pada dari medsos miliknya menyebutkan bahwa Tommy berdomisili di Bogor, Jawa Barat, dan telah menikah.
Ia juga sempat tergabung dengan Angkatan Udara TNI sebagai pilot, sebelum akhirnya bekerja untuk Garuda Indonesia, menjadi instruktur penerbang di akademi penerbangan Bali, dan bergabung dengan Premiair.
Tommy sudah pernah melakukan penerbangan ke Australia, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Serikat. Sejak Desember 2014, unggahan terkait ISIS mulai muncul di akun medsos-nya.
Daftar pertemanannya dipenuhi oleh pengguna yang menurut profil akunnya berprofesi sebagai pilot dan awak pesawat AirAsia, Lion Air, Garuda, Tiger Airways, Sriwijaya Air, dan sebagainya.
Tommy juga berhubungan dengan TNI, pilot-pilot kemiliteran, dan anggota Polri.