TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jenderal TNI Moeldoko hari ini resmi menjadi purnawirawan. Dirinya pensiun dari korps militer setelah dua tahun menjabat sebagai Panglima TNI.
Menurutnya, masih ada beberapa impian yang belum terwujud. Meski remunerasi prajurit naik hingga 16 persen, tetapi terdapat sesuatu yang mengganjalnya.
"Kesejahteraan, saya belum bisa meningkatkan kesejahteraan prajurit seperti yang saya cita-citakan," kata Moeldoko kepada wartawan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (14/7/2015).
Moeldoko menambahkan, secara definitif, seorang prajurit profesional melekat kesejahteraan. Pasalnya, dari situ prajurit hidupnya menjadi tanggung jawab negara.
"Selama ini, dari pandangan saya belum sejahtera. Misal mereka meninggal di daerah operasi, negara belum memikirkan dengan baik," katanya.
Bagi prajurit yang meninggal dalam suatu operasi, lanjut Moeldoko, negara seharusnya mengurus istri prajurit. Minimal memberi rumah yang layak.
"Istri yang ditinggal harus punya rumah, harus itu. Karena siapa nanti yang urus dia," kata Moeldoko.
Meskipun demikian, dirinya memaklumi hal tersebut lantaran minimnya anggaran. Dalam renstra, kata Moeldoko, sudah tersusun pandangan kesejahteraan bagi prajurit.
"Saya pikir, itu karena minimnya anggaran, di renstra pembangunan kesejahteraan prajuritlah di situ yang akan muncul," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Moeldoko juga berbangga atas keberhasilannya menanamkan doktrin 'Bersama Rakyat TNI Kuat'. Ia memastikan akan menggelar open house bagi seluruh prajurit pada momen Lebaran esok.
"Ya, saya siapkan opor ayam, seharian saya open house, besoknya mudik ke Kediri," kata Moeldoko.