News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presiden Jokowi: Perlu Kajian Serius Menyoal Bank Tani

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan ibu negara Iriana Jokowi mengunjungi Situs Tsunami Kapal PLTD Apung, di Punge Blang Cut, Banda Aceh, Kamis (16/7/2015) sekitar pukul 16:50 WIB. Seorang pemandu Situs Kapal Apung PLTD, Gibran (baju kaos) menerangkan sejarah mengenai Kapal Apung PLTD. Turut mendampingi Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Musyidan Baldan dan Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden Eko Sulistyo. (Tribunnews.com/Andri Malau)

Presiden Jokowi Minta Dikaji Pendirian Bank Tani

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendirian Bank Tani mendesak, namun Presiden Joko Widodo meminta perlu kajian serius terkait hal tersebut. Berdirinya Bank Tani menjaga petani lebih bermartabat dan tidak terjebak sistem ijon.

Menurut Jokowi, keberadaan Bank Tani penting sebagai langkah nyata untuk memajukan pertanian nasional. Hal itu disampaikan Jokowi saat pembukaan Musyawarah Nasional VIII Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Jumat (31/7/2015).

"Untuk memberdayakan petani, hal mendesak yang perlu diupayakan seluruh pemangku kepentingan adalah masalah permodalan dan pemasaran," ujar Jokowi seperti ditirukan Tim Komunikasi Presiden, Sukardi Rinakit.

Pemasaran hasil pertanian, dengan harga yang menguntungkan petani, juga perlu dikembangkan lebih sistematis dan modern dengan melibatkan Bulog dan koperasi.

Menurut Presiden ketika petani semakin berdaya, kedaulatan pangan nasional dapat terwujud. Optimisme seperti ini yang perlu terus dibangun. Kata Jokowi, untuk menunjang kedaulatan pangan tidak boleh lagi hanya bergantung pada beras. Budaya beras harus dikurangi, dan diversifikasi pangan lokal harus dikembangkan seiring dengan reformasi agraria yang dijalankan pemerintah.

Merujuk data yang ada, konsumsi beras dunia saat ini mencapai lebih dari 450 juta ton per tahun dan singkong sekitar 242 juta ton. Dengan kebutuhan seperti itu, ada peluang bagi Indonesia untuk bisa memberi makan dunia kalau petaninya berdaya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini