TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terpilihnya Roem Kono menjadi Ketua Umum DPP Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) dinilai tidak terlepas dukungan dari dua kubu Partai Golkar, yaitu kubu Aburizal Bakrie dan kubu Agung Laksono.
Dukungan dari kedua kubu terlihat dari Kubu ARB dimotori oleh Setya Novanto (Waketum), sementara dari Kubu Agung ada Agus Gumiwang Kartasasmita (Waketum), juga terlihat Iskandar Mandji, Ibnu Mundzir, Fayakhun Andriadi, melobi pemilik suara untuk mendukung Roem Kono.
Ketua DPP Partai Golkar versi Munas Ancol, Ace Hasan Syadzily mengatakan, sebagai Ormas pendiri Partai Golkar, MKGR memiliki independensi dalam menentukan arah organisasinya dalam Musyawarah Besar yang menghasilkan Roem Kono sebagai Ketua Umum.
"Pilihan terhadap Roem Kono sebagai Ketua Umum merupakan kehendak kader-kader MKGR tanpa harus melihat apakah dia kubu AL atau ARB," kata Ace, Sabtu (15/8/2015).
Menurutnya, banyak di antara kubu Agung yang mendukung kepemimpinan Roem Kono. Sebab, kader MKGR menginginkan perubahan di tubuh organisasinya.
"Itu artinya bahwa ada semangat yang luar biasa dari kader MKGR yang menginginkan rekonsiliasi dalam tubuh Partai Golkar. Mubes Ormas MKGR mencerminkan keinginan kuat untuk melakukan islah dan rekonsiliasi di tubuh Partai Golkar yang bersifat permanen," katanya.
Bendahara umum Ormas MKGR 2010-2015, Fayakhun yang juga sebagai salah satu bendahara dalam kepengurusan Agung mengatakan, terpilihnya Roem Kono merupakan kemenangan bagi Ormas MKGR itu sendiri.
"Karena, saingannya Priyo Budi Santoso telah dua periode menjabat sebagai Ketum. Kemenangan Roem Kono dengan sendirinya membuat sirkulasi kepemimpinan dan regenerasi berjalan sebagaimana mestinya, pembaruan di Ormas MKGR bisa berjalan," katanya.
Arti Hujjatul Islam, Gelar yang Diberikan kepada Imam Al Ghazali dan Ibnu Taimiyah Ulama Besar Islam
Soal Bahasa Inggris Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka, Chapter 2 Unit 1 My Favorite Food Halaman 59 - 60
Ia mengatakan, inti demokrasi adalah berjalannya sirkulasi kepemimpinan dan kaderisasi. Sehingga roda organisasi bergerak positif, terhindar dari kejenuhan, dan selalu terbarukan dengan ide-ide segar.
Fayakhun mengatakan, organisasi masyarakat yang berbasis demokrasi dan menjadi pilar demokrasi, adalah 'dari kita, untuk kita, oleh kita'. Sehingga artikulasi dari sirkulasi 'kita' menjadi kekuatan mendasar dari organisasi tersebut.
"Sukses untuk MKGR yang telah menjalankan Mubes dengan Demokratis," kata Fayakhun (Edwin Firdaus/Tribunnews.com)