TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Panitia Seleksi (Pansel) pimpinan KPK, Destry Damayanti, menanggapi santai peringatan yang disampaikan Kabareskrim Polri, Komjen Budi Waseso (Buwas) perihal digunakan atau tidaknya rekomendasi hasil penelusuran rekam jejak calon pimpinan KPK dari Bareskrim.
Destry menilai peringatan yang disampaikan Buwas itu sebagai hasil yang wajar. Karena setiap lembaga yang dimintai bantuan mengingingkan datanya digunakan oleh Pansel pimpinan KPK. Ia mencontohkan, pihak ICW juga memberikan peringatan yang sama.
"Kami positif thingking saja dah," kata Destry usai memimpin uji wawancara seleksi pimpinan KPK di kantor Setneg, Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Menurut Destry, apa yang disampaikan Buwas itu akan menjadi masukan pihaknya. Dan Pansel pimpinan KPK tidak menganggap hal itu sebagai intervensi yang akan berdampak terhadap psikis sembilan srikandi Pansel pimpinan KPK dalam memutuskan 8 calon pimpinan KPK terpilih.
"Semua boleh kasih masukan. Dan kami ini bukan anak-anak kemarin sore. Kami ada Bu Tuti (Harkristuti Harkrisnowo) sudah lama malang-melintang dan sudah menguasai medan. Jadi, kami tidak mudah diitervensi," tandasnya.
Buat Destry, peringatan dari Buwas ini bukan berarti sebagai sinyalemen agar Pansel pimpinan KPK meloloskan calon unggulan dari Polri, Brigjen Basaria Pandjaitan dan Irjen Yotje Mende.
"Saya coba berpikir secara objektif, bahwa masing-masing punya jagonya masing-masing. Polri punya jagonya sendiri, ICW juga punya jagonya. Tadi satu calon pimpinan KPK juga bawa pendukungnya. Jadi, ini wajar," ujarnya.
Ia menegaskan, sejumlah kriteria lah yang akan menjadi pijakan Pansel pimpinan KPK dalam memutuskan 8 calon pimpinan KPK terpilih dan yang akan diserahkan ke Presiden Jokowi. "Kami apresiasi apa yang dikatakan Budi Waseso itu," ujarnya.
Sementara itu, angggota Pansel pimpinan KPK Harkristuti Harkrisnowo juga menanggapi santai peringatan Buwas itu. "Kalau kita sih jawara, kita hadapi saja," ujar Harkristuti dengan gaya guyonnya itu.
Sebelumnya, Kabareskrim Polri, Komjen Budi Waseso (Buwas) menyampaikan, Polri akan membuka ke publik hasil penelusuran rekam jejak para calon pimpinan KPK yang dinyatakan lolos oleh Pansel pimpinan KPK, jika meloloskan calon yang bermasalah.
Ia berharap hasil penelusuran pihaknya menjadi rujukan bagi Pansel dalam memilih calon pimpinan KPK. Ia tidak ingin hasil penelusuran tersebut dianggap sebagai formalitas belaka.
“Kami akan meminta pertanggungjawaban dari Pansel, apa pertimbangannya kok dia diloloskan. Kami (Bareskrim) ini kerjanya resmi loh, enggak main-main, datanya otentik, tapi kok enggak dianggap. Kami mau jangan sekedar formalitas,” ujarnya.
Budi juga meminta publik tidak menyalahkan Polri jika ke depannya ada proses hukum yang berkaitan dengan Pimpinan KPK.
Ia menyatakan, Polri akan melakukan penegakan hukum terhadap calon dengan "stabilo merah" yang diloloskan Pansel. “Saya sudah bilang dari awal, jika nanti kami menegakkan hukum terhadap mereka (capim KPK yang dapat catatan merah dari Polri) ya jangan dianggap kriminalisasi, rekayasa, catat itu,” tandasnya.