TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga hari sebelum meninggal, almarhum Adnan Buyung Nasution ternyata menitipkan pesan kepada sahabat sekaligus rekan seprofesinya, Todung Mulya Lubis.
Todung yang datang melayat ke rumah duka, di Jalan Poncol Lestari, nomor 7, Lebak Bulus, Jakarta selatan mengaku pesan tersebut diberikan ketika menjenguk Adnan yang sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah.
Pada saat di rumah sakit tersebut, Adnan yang sudah tidak dapat berbicara, meminta secarik kertas. Setelah diberikan, Adnan kemudian segera menuliskan pesan tersebut.
"Dia menangis, seperti ingin berbicara sesuatu, kemudian dengan gesturnya dia meminta secarik kertas," ujar Todung di rumah duka, Rabu (23/9/2015).
Isi pesan yang dituliskan almarhum, dalam secarik kertas tersebut, yakni meminta dirinya menjaga YLBHI.
Menurut Todung, almarhum merupakan sosok yang berperan dalam lahirnya yayasan hukum dimana ia menjabat sebagai anggota dewan Pembina tersebut.
Meskipun lembaga bantuan hukum itu didirikan oleh sejumlah advokat, namun Adnan yang memiliki ide pendirian lembaga yang concern pada masyarakat kecil itu.
"Lembaga itu karyanya, dan saya diminta untuk menjaga itu," ujarnya.
Todung yang mendampingi Adnan di rumah sakit dari siang hingga malam tersebut mengaku, selain kepada dirinya, tiga hari sebelum meinggal, almarhum juga menitipkan pesan keda anak dan keluarganya. Namun ia tidak mengetahui isi pesan tersebut.
"Selain kepada saya, kepada keluarga dan kerabat lain juga menitipkan pesan, tentunya pesannya berbeda," katanya.
Menurut Todung, Adnan merupakan sosok guru baginya. Orang yang mengajarkan perjuangan ketika mendapat ketidakadilan.
"Di dalam sakitnya masih memikirkan negeri ini," katanya.