TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kecelakaan kereta api di stasiun Juanda disebabkan oleh asisten masinis kereta 1156 Krisbanu yang melamun saat mengendarai KA dari stasiun Sawah Besar. Dalam perjalanannya asisten masinis Rubi Gustian ikut dalam perjalanan KA tersebut sampai menabrak kereta listrik 1154 di stasiun Juanda.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko memaparkan Rubi Gustian mengaku tidak melihat KRL 1154 bahkan sinyal kuning dan merah sebagai peringatan.
Pada akhirnya Gustian ikut terkena kecelakaan bersama Krisbanu.
"Karena masinis saya nggak melihat ada sinyal karena di sebelah kiri," ujar Hermanto di kantor Kementerian Perhubungan, Kamis (1/10/2015) di Jakarta.
Hermanto menyayangkan sikap Gustian sebagai Masinis utama di KRL 1156.
Pasalnya tugas Gustian, kata Hermanto, memberikan bimbingan kepada Krisbanu yang pada saat itu masih jadi asisten masinis untuk belajar mengemudikan kereta listrik.
"Karena masih baru, masih belajar, masinis tugasnya mengingatkan, membina termasuk hati-hati, kenapa nggak diberitahu didalami," ungkap Hermanto.
Hermanto menambahkan pihak Kementerian Perhubungan rencanannya masih menyiapkan sanksi bagi Krisbanu dan Gustian.
Karena masinis dan asisten masinis itu telah melanggar rambu-rambu di sektor perkeretaapian, bahkan sampai mencelakakan 42 penumpang lainnya.
"Sanksi nanti kita lihat aturan yang ada dulu," kata Hermanto.
Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, terjadi kecelakaan kereta listrik di stasiun Juanda sekitar pukul 15.30 WIB. Kereta 1156 dari stasiun Sawah Besar menabrak kereta yang belum berangkat dari stasiun Juanda.