Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKRTA --- Pada Kamis malam, 30 September, 1965, di sekitar wilayah perkebunan di kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur, memang bising.
Muhammad Yusuf (66) yang kala itu berumur 16 tahun mengingat malam itu suara desingan peluru, dan kumandang lagu "Genjer-genjer," memang terdengar.
Yusuf kepada TRIBUNnews.com, saat ditemui di kediamannya, mengatakan hal tersebut bukan lah sesuatu yang aneh.
Sejak tiga bulan sebelumnya, ribuan anggota Pemuda Rakyat memang sudah menggelar latihan di sekitar wilayah Lubang Buaya. Mereka berlatih layaknya seorang tentara sungguhan.
"Mulai dari merangkak di bawah kawat berduri, sampai latihan bongkar pasang senjata, mereka latihan," kata Yusuf.
Wilayah perkebunan di sekitar wilayah Lubang Buaya memang kerap dijadikan ajang latihan militer.
Yusuf yang pada tahun 1965 berstatus sebagai hansip kelurahan Lubang Buaya mengatakan, bahwa sejak ia kecil kampung halamannya itu sering dijadikan ajang berlatih tentara sungguhan.
Mulai dari Angkatan Udara (AU), hingga Angkatan Darat (AD).
Oleh karena itu saat kampung halamannya diserbu oleh ribuang anggota Pemuda Rakyat, warga Lubang Buaya sudah tidak heran.
Warga bahkan senang, karena bisa berdagang makanan, dan dagangannya itu banyak dibeli oleh para anggota Pemuda Rakyat.
Ribuan anggota Pemuda Rakyat umumnya datang dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Mereka menumpang kereta hingga Stasiun Jatinegara, lalu berjalan kaki menyusuri Jalan Raya Bogor hingga wilayah Lubang Buaya.
"Sepanjang jalan mereka nyanyi macam-macam, termasuk lagu genjer-genjer," ujarnya.