"Paus dalam ensikliknya juga menegaskan agar kita melakukan pertobatan, terutama dari keserakahan kita. Beliau mengingatkan kita agar mewujudkan kepedulian itu antara lain dengan memasak dan menyediakan makan secukupnya, membeli atau mengambil makanan secukupnya, sehingga tidak membuang-buang makanan yang seharusnya menjadi hak orang lain, khususnya orang miskin," ujarnya.
Lebih jauh, supaya bumi ini tetap terjaga dan tetap bisa menyediakan makanan untuk semua yang hidup di atasnya, dia katakan, kita perlu menjaganya, tidak mengotori atau merusaknya.
"Dalam hal ini kita juga ingat, bahwa pemakaian plastik dan styrofoam yang berlebihan akan membuat tanah dan air terpolusi," imbuhnya.
"Dalam rangka Hari Pangan Sedunia, pengertian dan kebijaksanaan itu mewajibkan kita agar ikut memelihara bumi dengan berbagai macam cara yang mungkin ditempuh," tambahnya.
Jika demikian, apa yang bisa kita buat? Menurut Uskup KAJ, Paus memberikan pesan yang sangat jelas agar ikut memelihara bumi sebagai rumah bersama. Dalam kaitan dengan makanan yang disediakan bumi, “rumah” lebih tepat disebut “rahim”.
Tidak bisa tidak, demi kelangsungan hidup, rahim itu perlu sungguh dijaga bersama.
Menurutnya, hal itu bisa dibuat dengan melakukan gerakan-gerakan kecil sebagaimana yang disebut oleh Paus seperti menghemat air dan sumber daya alam, mengurangi pemakaian plastik, menanam pohon, makan secukupnya, belanja sewajarnya, tidak ikut arus “budaya mudah membuang”.
"Alangkah baiknya kalau dalam rangka menyambut Hari Pangan Sedunia 2015 setiap keluarga, komunitas, lingkungan atau lembaga-lembaga, bersama-sama menjawab pertanyaan ini “Apa yang harus kita lakukan agar lingkungan hidup kita menjadi semakin manusiawi?”
"Tindakan-tindakan kita sebagai wujud jawaban terhadap pertanyaan ini, sesederhana apa pun, akan menjadi berkat bagi bumi dan bagi kita semua," katanya.