TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelatihan bela negara yang dicanangkan Kementerian Pertahanan dan direncanakan mulai bergulir besok, Kamis (22/10/2015), dicurigai peneliti Setara Institute, Aminudin Syarif.
Menurut Aminudin, sasaran pelatihan bela negara yang merupakan remaja, rawan dijadikan sebagai alat politik.
"Jangan-jangan ini didesain sebagai kapital politik, karena sasarannya sangat jelas yaitu remaja, mereka pemilih pemula," kata Aminudin Syarif dalam konferensi pers di Kantor Setara Institute, bilangan Bendungan Hilir, Jakarta, Rabu (21/10/2015).
Aminudin berpendapat pelatihan bela negara yang bersifat militeristik dapat menjadi sarana indoktrinasi generasi muda.
"Ini dapat menjadi penyelewengan generasi muda," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Riacudu berencana membentuk Kader bela negara pada Senin (19/10/2015) mendatang, tapi tertunda hingga besok, Kamis (22/10/2015).
Ryamizard menilai saat ini terdapat 100 juta penduduk Indonesia yang potensial sebagai kader militan bela negara.