News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bela Negara

Ikut Program Bela Negara Digaji Rp 5 Juta Solusi Atasi Pengangguran

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu memberikan pengarahan kepada peserta calon pembina bela negara, di Badiklat Kemhan, Jakarta Pusat, Kamis (22/10/2015). Menhan membuka kegiatan pembentukan kader pembina bela negara di 45 kabupaten/kota di Seluruh Indonesia, yang diikuti 4500 kader. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Sonny Harry mendorong agar nasionalisme melalui ekspresi cinta tanah air untuk pemuda harus terus dibina. Sehingga akan berkesinambungan dengan bela negara.

"Ekspresi cinta tanah air itu macam-macam. Pemuda Indonesia 70 persen itu cuma lulus maksimal tingkat SMP. Kalau cinta tanah air, kesejahteraan menjadi prasyarat awal. Kalau tidak terpenuhi akan menjadi unsecure," kata Sonny dalam forum diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (1/11/2015)

Atas dasar itu, kata Sonny, jika program bela negara dengan gaji sebesar Rp 5 juta termasuk solusi saat usia produktif anak muda Indonesia.

Menurutnya jumlah sebesar itu bisa menjadi penggerak pembangunan negara.

"Ancaman non militer menjadi sangat kuat. Perang ekonomi sekarang anak muda kita belum siap untuk itu. Makanya ketahanan negara haus diperkuat lewat cinta tanah air," kata Sonny.

Meski begitu, sejauh ini, kata Sonny, para pemuda di Indonesia kecenderungan belum memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi isu terirotial. Terlebih masalah ketahanan negara.

"Pemuda kita masih punya masalah sama diri mereka sendiri. Pendidikan rendah, angka perkawinan dini yang tinggi. 10 persen perempuan menikah di bawah umur 16 tahun. Sosok Indonesia seperti apa nantinya dilihat dari umur median. Indonesia saat ini umur median-nya 28 tahun. Harusnya energik dan semangat," kata Sonny.‎

Mirip Wajib Militer

Sejarawan dari LIPI, Asvi Warman Adam mempertanyakan konsep bela negara yang digagas Kemenhan.

Pasalnya, bela negara yang dicanangkan Kemenhan terkesan tak beda dengan wajib militer di negara lain.

"Di Indonesia, penduduknya banyak, kenapa tidak tambah saja tentara atau polisi kalau untuk keperluan bela negara? Kalau tujuannuya untuk nasionalisme, penataran itu bisa lewat cara lain, mungkin lebih tepat KKN. Saya kira itu saja dihidupkan lagi," kata Asvi usai diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (1/11/2015).

Menurut Asvi, KKN yang dilakukan para mahasiswa lebih pas untuk menanamkan rasa cinta tanah air.

Karena dia terjun langsung ke masyarakat pedesaan.

"Itu relevan dengan kondisi sekarang ketika pemerintah sedang memperhatikan desa, dan dana diarahkan desa," kata Asvi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini