News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Bansos Sumut

Uang Rp 200 Juta untuk Rio Capella Diberikan di Restoran Jepang Sebuah Hotel Mewah

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RIO DI TAHAN - Mantan Sekjen Nasdem Patrice Rio Capella mengunakan pakaian tahanan usai pemeriksaan selama kurang lebih 9 jam di KPK, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (23/10/2015). Tersangka kasus suap pengamanan kasus Bansos Sumut di Kejagung itu akan ditahan di Rutan KPK untuk 20 hari ke depan. Warta Kota/henry lopulalan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dalam dakwaan terdakwa kasus dugaan suap Patrice Rio Capella disebutkan jika mantan Sekjen Partai NasDem itu menerima uang suap sebesar Rp 200 juta usai pertemuan islah antara Gubernur Sumatera Utara nonaktif Gatot Pujo Nugroho dan wakilnya Tengku Erry Nuradi.

Jaksa Penunutut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (JPU KPK) menyebutkan Rio Capella menerima uang tersebut lantaran dirinya bersedia mengkomunikasikan penanganan kasus Bansos milik Pemerintah Provinsi Sumut, ke Kejaksaan Agung.

"Terdakwa (Rio Capella) dan Gatot Pujo melakukan pertemuan di restoran Jepang, Edogin, di hotel Mulya Senayan Jakarta pada awal April 2015. Saat itu, Gatot Pujo menyampaikan ada politisasi dalam pelaporan kasus Bansos Sumut yang kemudian mendapat respon dari Rio Capella," kata Jaksa Yudi Kristiana, saat membacakan surat dakwaan milik Rio Capella, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan HR Rasuna Said, Senin (9/11/2015).

Kongkalikong antara Rio Capella dengan Gatot Pujo dan Evy berawal dari panggilan pemeriksaan dari Kejagung kepada Kepala Biro Keuangan Provinsi Sumut, Ahmad Fuad Lubis pada 20 Maret 2015. Dalam surat tersebut, Ahmad Fuad dijadwalkan menjalani pemeriksaan terkait kasus dugaan korupsi dana Bansos dengan tersangka Gatot Pujo.

Lantaran panggilan tersebut, Gatot Pujo merasa ada yang sengaja mempolitisasi kasus tersebut, untuk mengancam posisi dirinya sebagai Gubernur. Dugaan Gatot pun tertuju kepada Wakil Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi. Untuk meredam politisasi tersebut, Gatot Pujo akhirnya memutuskan untuk mencari orang yang kira-kira bisa mengkomunikasikan perkara Bansos itu.

"Perlu dibantu dengan pendekatan partai dengan cara islah, karena permasalahan ini (kasus Bansos) dipicu oleh ketidak harmonisan Tengku Erry Nuradi selaku Wakil Gubernur Sumatera Utara yang kebetulan berasal dari Partai Nasdem," kata Jaksa.

Selanjutnya, pada 19 Mei 2015 di Kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat terjadilah pertemuan islah antara Gatot Pujo dan Tengku Erry Nuradi yang juga dihadiri Rio Capella, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Ketua Mahkamah NasDem OC Kaligis.

Setelah pertemuan tersebut, barulah uang Rp 200 juta dari Gatot Pujo dan Evy kepada Rio Capella diberikan. Uang tersebut diterima Rio Capella saat bertemu dengan Evy di sebuah restoran di Jakarta, bersama dengan Fransisca Insani Rahesti atau Sisca.

"Pada 22 Mei 2015 pukul 16.30 WIB dilakukan pertemuan di Planet Hollywood Cafe, Hotel Kartika Chandra dihadiri terdakwa, Evy dan Sisca. Terdakwa menyampaikan bahwa sepulang umroh, terdakwa akan menjalin komunikasi dengan Kejaksaan Agung dan semenjak islah semua pihak jadi ‘cooling down’," kata Jaksa.

Seperti diketahui Rio Capella didakwa terima uang Rp 200 juta dari Gatot dan Evy. Uang itu untuk memudahkan pengurusan penghentian penyelidikan perkara dugaan korupsi Dana Bansos, Bantuan Daerah Bawahan, Bantuan Operasional Sekolah, tunggakan Dana Bagi Hasil, dan Penyertaan Modal pada sejumlah BUMD pada Provinsi Sumatera Utara yang ditangani oleh Kejaksaan Agung

Perbuatan Rio Capella itu, diatur dan diancam pidana Pasal 12 huruf a atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini