News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fadli Zon Gantikan Prabowo Pimpin HKTI:Jika Dikelola Benar, Pertanian Motor Pertumbuhan

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum HKTI Fadli Zon. Fadli Zon terpilih secara aklamasi dalam Munas HKTI ke VIII di Bogor, Jawa Barat, menggantikan Prabowo Subianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon secara aklamasi terpilih menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2015 - 2020 dalam Musyawarah Nasional VIII HKTI, di Hotel Grand Cempaka, Bogor, Kamis, 19 November 2015.

Fadli Zon sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal HKTI.

Dalam Munas yang sama, Prabowo Subianto, diminta seluruh peserta Munas menjadi Ketua Dewan Pembina HKTI periode 2015 - 2020.

Munas VIII HKTI diikuti 33 DPD dan 481 DPC. Munas kali ini mengusung tema 'Kedaulatan Pangan Menuju Kemakmuran Petani'.

Dalam pidatonya setelah terpilih menjadi Ketua Umum, Fadli Zon menegaskan bahwa petani adalah kunci kemakmuran negeri.

Pada 2014, kata Fadli, pertanian masih merupakan sektor penyerap angkatan kerja terbesar, menyerap 35,76 juta orang, atau sekitar 30,2 persen dari total angkatan kerja.

Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional rata-rata 10,26 persen dengan pertumbuhan sekitar 3,9 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan sektor manufaktur.

"Jika dikelola dengan benar, sektor pertanian merupakan motor pertumbuhan daya beli masyarakat," kata Fadli, Jumat (20/11/2015)

"Apalagi, dalam jangka pendek, soal utama perekonomian kita adalah terus merosotnya daya beli, terutama sesudah berbagai kebijakan pencabutan subsidi yang dilakukan oleh pemerintah," ujarnya.

Wakil Ketua Umum Gerindra itu menyebut, HKTI menyadari ke depan isu pangan semakin penting, bersama dengan isu energi dan air. Dan tiga isu tadi secara kebetulan saling kait-mengait dengan sektor pertanian.

"Pertanian bukan hanya merupakan sumber pangan, tapi juga sumber energi. Oleh karenanya sangat keliru jika kita menyepelekan sektor pertanian," tegasnya.

"Itu sebabnya HKTI sangat concern pada upaya peningkatan kapasitas petani, baik skill teknis, manajerial, maupun adopsi teknologi. Begitu juga dengan soal-soal kelembagaan pertanian. Tanpa itu, kita akan terus-menerus terjebak pada isu klasik semata," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini