TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesehatan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar (62), belakangan ini sedang menurun. Tanpa diketahui penyebabnya, Antasari merasakan nyeri di paha kanannya.
"Saya terganggu kalau sedang salat. Nggak mengerti apa penyebabnya, tahu-tahu sakit," ujar Antasari. Saat ditemui di kantor notaris tempatnya menjalani asimilasi, Rabu (18/11) siang, Antasari berkali-kali berbicara sambil memegang paha kanannya.
Untuk menghilangkan rasa nyeri di paha, Antasari harus lebih banyak menjalani terapi. "Kalau mau berobat, nanti dulu ah. Kalau saya pergi berobat, terus ketemu wartawan, nanti dibilang jalan-jalan. Nanti jadi masalah lagi," keluhnya.
Sekalipun menjalani ataupun pergi ke dokter dimungkinkan, Antasari memilih menjalani terapi ala kadarnya. Menurutnya, terlalu sering ke dokter berpotensi menimbulkan kegaduhan. Meski, kepergiannya ke dokter dilakukan secara resmi dan dikawal petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tangerang.
Antasari yang biasanya mau berbicara banyak, pada Rabu siang itu sepertinya kehilangan selera untuk berbagi cerita. Saat ditanya tentang keluarganya, Antasari meminta Tribun membaca berita-berita lama tentang keluarganya. "Nanti yang ada, saya ulang-ulang cerita lagi. Saya lagi sakit ini, saya lagi flu," ujar Antasari yang ucapannya sering terpotong karena batuk.
Sejak Agustus lalu, Antasari menjalani program asimilasi. Dia mendapat izin bekerja di luar lapas. Antasari kemudian bekerja sebagai konsultan hukum pada kantor notaris M Handoko Salim di Kota Tangerang.
Pada Rabu pagi, Antasari tepat waktu ketika tiba di kantor notaris Handoko Salim. Antasari kemudian menuju ruang kerjanya lalu sibuk mengotak-atik charger dan telepon genggam. Antasari membiarkan dua lembar kertas warna putih yang isinya adalah corat-coret sebuah bagan berikut nama sejumlah orang.
Sebuah korban nasional yang berita dan foto utamanya tentang Ketua DPR, Setya Novanto, terimpit di atara tumpukan kertas warna putih.
Antasari lalu memanggil seorang pria berambut cepak yang duduk bersama dua rekannya di kursi ruang tunggu kantor. Pria tersebut berjalan cepat dan sedikit membungkukkan badan ketika menghampiri Antasari.
Rupanya, Antasari menanyakannya, apakah ada charger cadangan. Setelah membantu Antasari memasang ponselnya, pria berambut cepak itu lalu kembali ke ruang tunggu.
Menurut Antasari, ketiga pria di ruang tunggu kantor merupakan petugas Lapas Tangerang. Mereka bertugas mengawal aktivitas Antasari selama melaksanakan asimilasi di dalam maupun di luar kantor notaris tersebut.