TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) hari ini merilis laporan final terkait kecelakaan penerbangan AirAsia Indonesia QZ8501.
Sesuai dengan yang tercantum di dalam laporan final tersebut, KNKT menekankan bahwa penyebab dari peristiwa QZ8501 adalah kombinasi dari berbagai faktor.
Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko memaparkan pihaknya telah berbenah diri dalam meningkatkan keselamatan penerbangan. Langkah awalnya AirAsia menggandeng mantan regulator FAA dan Bureau Veritas untuk memberikan rekomendasi dalam peningkatan standar keselamatan AirAsia.
"Kami menambahkan pelatihan upset recovery ke dalam silabus recurrent training, menambahkan sesi pelatihan simulator dalam pelatihan awal, dan implementasi sistem AIRMAN yang akan memberikan pengawasan secara real time terhadap aircraft fault messages," ujar Sunu, Senin (1/12/2015).
Sunu pun berterima kasih kepada KNKT dan seluruh pihak yang terlibat dalam investigasi. AirAsia kata Sunu banyak mengambil pelajaran yang dapat diambil bagi industri penerbangan secara keseluruhan.
"Kami senantiasa berdedikasi dalam memastikan standar keselamatan AirAsia Indonesia tetap berada pada level tertinggi di industri," ungkap Sunu.
Ke depannya, kata Sunu, rAsia berkomitmen untuk secara berkelanjutan mengembangkan dan meningkatkan proses keselamatan agar sesuai dengan standar keselamatan internasional yang tertinggi. "Keselamatan penumpang dan awak pesawat kami senantiasa dan akan terus menjadi prioritas utama AirAsia," tegas Sunu.