Anggota MKD, dari Fraksi PAN A Bakri dalam sidang Kamis siang itu, memertanyakan ketegasan Maroef Sjamsuddin sebagai purnawirawan TNI.
Menurut A Bakri, seharusnya Maroef Sjamsuddin tak terlibat lebih jauh begitu mengetahui ada kejanggalan dalam pertemuan yang dihadiri Ketua DPR RI dan pengusaha Riza Chalid itu.
Bukan justru ikut larut dalam perbincangan yang ada.
Mendengar hal tersebut, Maroef menjelaskan bahwa dirinya sudah melakukan hal yang benar termasuk merekam kejadian tersebut dan akan memberikannya kepada yang berwenang.
"Makanya saya merekam ini dan akan memberikan rekaman ini kepada pihak yang mempunyai otoritas," kata Maroef.
Maroef Sjamsuddin menegaskan di dalam dirinya masih terdapat Jiwa Corsa yang selama ini tertanam sebagai doktrin TNI.
Itu mengingat dirinya sudah bertugas selama 34 tahun sebagai prajurit TNI dan mengabdikan diri sebagai Wakil Kepala BIN sebelum pensiun.
"Saya sudah coba (mengakhiri pembicaraan), kalau dilihat lagi, saya sudah mengucapkan "terima kasih" beberapa kali, tapi saya kemudian ditarik ke dalam pembicaraan," ungkapnya
Maroef Sjamsoeddin, berlatar belakang militer, dengan pangkat terakhir Marsekal Muda TNI sebelum pensiun.
Beberapa media menulis, Maroef Sjamsoeddin berkarier di Korps Pasukan Khas TNI AU yang merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1980
Dia pernah menjabat sebagai Komandan Skadron 465 Paskhas, Atase Pertahanan RI untuk Brasil, Direktur Kontra Separatis BIN, Sahli Hankam BIN dan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) selama periode 2011-2014.
Menghilang dari Komisaris PTPN XIII
Maroef Sjamsoeddin masuk ke jajaran Direksi PTFI dan menduduki posisi Presdir setelah pensiun dari TNI AU 7 Januari 2015.
Sebagai Presdir, Maroef Sjamsoeddin dikontrak untuk masa kerja selama 1 tahun.