TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Busyro Muqoddas, tak dipilih Komisi III untuk kembali memimpin lembaga anti-korupsi itu. Menanggapi kegagalannya, Busyro mensyukurinya.
"Alhamdulillah tidak terpilih. Tidak apalah," kata Busyro melalui pesan singkat, Kamis (17/12/2015).
"Kita maklum saja dengan cuaca politik transaksional sekarang ini," ujarnya.
Busyro mengaku tidak kecewa karena dirinya tidak dipilih. Ia berharap, pimpinan berikutnya bisa menjaga amanah dalam meneruskan tugas pimpinan sebelumnya.
Tak hanya itu, pimpinan yang baru juga ditantang untuk membuktikan bahwa mereka adalah calon yang layak memimpin KPK.
"Yang terpilih semoga mampu membuktikan kejujuran, independensi, dan profesionalismenya dari intervensi politik dan pebisnis busuk," kata Busyro.
Tak hanya itu, Busyro berharap, pimpinan KPK yang baru bisa bersikap bijak kepada anak buahnya.
Baru-baru ini, Busyro mengkritik gaya kepemimpinan Taufiequrachman Ruki yang dinilainya otoriter karena menjatuhkan sanksi kepada 28 pegawai.
Anggota Komisi III DPR melakukan voting setelah upaya musyawarah mufakat tidak tercapai. Voting diikuti oleh 54 anggota komisi bidang hukum itu dari lintas fraksi.
Busyro hanya memperoleh 2 suara dalam voting calon pimpinan KPK di Komisi III DPR.
Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa mengatakan, beberapa anggota DPR tersinggung dengan pernyataan Busyro yang pernah menyebut DPR korup.
Sementara itu, yang menjadi pimpinan KPK terpilih adalah Agus Rahardjo (53 suara), Basaria Panjaitan (51 suara), Alexander Marwata (46 suara), Laode Muhammad Syarif (37 suara), dan Saut Situmorang (37 suara).
Agus Rahardjo pun terpilih menjadi ketua baru KPK untuk periode 2015-2019. Jumlah suara untuk Agus mengungguli perolehan empat pimpinan terpilih lainnya.
Penulis : Ambaranie Nadia Kemala Movanita