TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat menjabat Kabareskrim Polri, Komjen Budi Waseso tidak pernah luput di-bully sejumlah pihak.
Bahkan hingga menjabat sebagai Kepala BNN pun, Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas ini tetap saja di-bully, meski tidak sebanyak saat
menahkodai Bareskrim.
Ide-ide Buwas seperti sipir buaya, serta membangun penjara di pulau terluar bagi para gembong narkoba yang dilengkapi pula oleh ikan pirahna serta harimau banyak menuai pro dan kontra.
Kini Buwas pun masuk dalam calon kapolri yang nantinya akan diwawancarai dan diseleksi oleh Kompolnas sebagai calon kapolri pengganti Badrodin Haiti yang pada Juli 2016 mendatang akan penisun.
Di lingkungan internal Polri sendiri, selain Buwas ada beberapa jenderal yang dijagokan yakni Wakapolri Komjen Budi Gunawan, Irwasum Komjen Dwi Priyatno dan Kapolda Metro Jaya, Irjen Tito Karnavian yang sebentar lagi akan naik bintang menjadi Komjen.
Para jenderal ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Nama Budi Gunawan pernah menjadi calon kapolri pengganti Sutarman, berstatus tersangka di KPK, dan menang di praperadilan PN Jakarta Selatan.
Lalu Dwi Priyatno tergolong aman dan mumpuni serta karirnya pun cemerlang sejak menjadi Kapolda Jawa Tengah, Kapolda Metro Jaya lalu menjabat sebagai Irwasum Mabes Polri.
Budi Waseso atau Buwas sempat diklaim sebagai pembuat gaduh saat menggeledah PT Pelindo II. Dan Buwas pun tidak pernah sepi berita karena mentersangkakan para mantan pimpinan KPK.
Sementara Tito Karnavian juga wajib diperhitungkan pasalnya Tito pernah menjadi Kapolda Papua, Asrena Kapolri, dan kini menjadi Kapolda Metro Jaya. Selama jadi Kapolda Metro Jaya, kepemimpinan Tito banyak diacungi jempol.
Ketika ditanya soal apakah dirinya tidak takut dibully apabila nantinya benar dipilih Presiden Jokowi sebagai pimpinan tertinggi institusi Polri? Jenderal kelahiran Pati ini menjawab tidak takut.
"Gak papa dibully juga, karena sebenarnya mereka yang membully itu tidak tahu keadaan dan fakta yang sebenarnya terjadi. Tapi ya wajar saja dibully," ungkap Buwas pada Tribunnews.com, Senin (4/1/2016).
Buwas menambahkan sebagai seorang penegak hukum, wajar dirinya menjadi sorotan dan banyak dibully serta tidak disukai orang. Meski begitu ia tetap berpegang teguh pada kejujuran dan keadilan. Serta tidak memilah-milah kasus karena seluruhnya jika memang pidana harus diproses.
Lebih lanjut saat ditanya soal dirinya yang digadang-gadang sebagai calon kuat Tribrata 1? Ditanya soal hal itu, Buwas mengaku tidak pernah bermimpi dan menganggap itu sebagai sesuatu yang biasa.
"Biasa saja, semua jenderal punya peluang yang sama. Seluruhnya nanti pada akhirnya terserah pada Presiden siapa yang akan memimpin institusi Polri. Saya ditempatkan dimana saja bagus dan saya terima, itu mananat," beber Buwas.
Buwas kembali mengungkapkan sebagai seorang prajurit, ia akan selalu siap ditempatkan di mana saja, dan menduduki jabatan apapun. Sejak menjadi Kabareskrim hingga menjadi Kepala BNN, Buwas mengaku menjalani dengan senang hati.
"Saya sebagai prajurit dimana saja siap. Saya tidak pernah minta jabatan atau minta ditempatkan dimana. Dimanapun saya bertugas itu amanat," tambahnya.