TRIBUNNEWS.COM- Kepolisian Republik Indonesia memastikan pelaku teror yang memakai topi dan berkaus hitam sebagai Afif alias Sunakim.
Pria itu pernah ditangkap sebab terlibat kasus terorisme di Aceh.
Siapa Afif? Apa perannya saat ditangkap dalam kasus Aceh dan bagaimana dia bisa nekat melakukan aksi teror di Jakarta?
Berikut riwayat perjalanan Afif dan komplotannya ketika berlatih dan mendapatkan doktrin di Aceh.
Data ini terungkap dari berkas Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dikutip Tribun Jogja, Jumat (15/1/2016).
Sosok Afif alias Sunakim pernah ikut dalam pelatihan militer (Askari) di Aceh bersama Sri Hartono alias Anton alias M. Yunus Bin Sukirno setelah mengiyakan ajakan Warsito alias Abu Hasbi alias Tong dalam acara Mujahidin Indonesia (MMI).
Pada November 2009, sebelum berangkat ke Aceh Afif mendapatkan Dauroh (pembekalan) dengan penceramah Abu Yusuf dengan materi jihad dan pengetahuan militer.
Afif tak hanya berdua dengan Hartono ada pula nama Deni Suhendra alias Faris.
Mereka kemudian diperkenalkan dengan Yahya Ibrahim alias Dulmatin dan Hasan alias Blackberry yang tak lain adalah komandan gerakan di lapangan.
Hingga akhirnya pada Desember 2009, rombongan itu berangkat dari kawasan Kalibata Jakarta Selatan menuju Aceh.
Disana mereka bertemu dengan peserta pelatihan militer lain yang total mencapai 40 orang berasal dari rekrutan Aceh, Solo, Jawa Barat, Sulawesi, Jakarta, Medan dan Lampung.
Lokasi pelatihan di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar, mereka belajar dengan perlengkapan senjata laras panjangan jenis M-16, AK-47, AK-56, revolver dilengkapi amunisi lebih kurang berjumlah 20.000.
Rombongan pelatihan yang didalamya ada Afif alias Sunakim itu dipimpin Abu Yusuf alias Mustaqim mengklaim dirinya sebagai sebagai Tanzim Al Qaeda Serambi Mekkah.
Materi latihan mereka yaitu menembak target dengan senjata laras panjang dan senjata api jenis revolver hingga bongkar pasang senjata.