TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerumunan massa di sekitar Jalan MH Thamrin lokasi saat penyerangan kelompok teroris, Rabu (14/1), telah memancing perhatian sejumlah pihak. Pemandangan tak biasa itu juga telah memancing perhatian Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla menyebut ia juga sempat dimintai tanggapannya, soal kerumunan masa yang berada di sekitar lokasi penyerangan, saat aksi tembak-menembak antara polisi dan teroris berlangsung.
"Saya ditanya, kenapa kemarin pada saat ada teror, masyarakat tetap ngumpul di jalan, (padahal) di depan ada tembak menembak," jelasnya, saat memberikan sambutan di acara pertemuan tahunan pelaku industri jasa keuangan 2016, Jumat (15/1/2016).
Jusuf Kalla memaknai hal tersebut sebagai sebuah aksi yang berani. Menurutnya bila di negara lain aksi teror tengah berlangsung, maka warga akan lari menjauh. Di Indonesia yang terjadi justru sebaliknya.
"Saya bilang itu (orang) Indonesia punya keyakinan dia akan selamat, dan tidak takut masalah. Itu menunjukkan kita tidak khawatir, kita stabil," katanya.
Anomali yang sama menurutnya juga terjadi di dunia politik. Di Indonesia, semakin lama pemerintah menjabat, jumlah oposisi semakin berkurang. Di tempat lain seperti di Eropa, semakin lama memerintah, maka jumlah partai oposisi akan semakin berkurang.
Dua anomali tersebut menurutnya bisa menjadi modal yang bagus, untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Ia memastikan pasar Indonesia adalah pasar yang kuat, sama kuatnya seperti warga Jakarta. Jusuf Kalla berharap semakin banyak lagi investor yang datang.