Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti menjelaskan bila kelompok teroris Bekasi dengan kelompok teroris Cirebon punya komunikasi yang kuat.
""Kelompok Bekasi dan kelompok Cirebon punya komunikasi yang kuat. Jadi ada dua kelompok besar terlibat dalam ledakan Thamrin," ujar Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti di RS Abdi Waluyo, Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Badrodin mengungkapkan bahwa hingga saat ini, sudah 17 pelaku ditetapkan menjadi tersangka aksi terorisme di Pos polisi Thamrin.
12 diantaranya sudah ditangkap dan 5 lainnya saat ini berada di LP Tangerang dan akan mendapatkan tambahan hukuman.
Dia juga menjelaskan, meski berbeda pimpinan, namun ada irisan yang kuat antara kelompok Bekasi dan kelompok Cirebon saat mengeksekusi bom di Thamrin yang menewaskan 8 orang tersebut.
Sementara untuk aktor intelektual, Kapolri belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut, karena diakui olehnya memerlukan pendalaman mengenai hal tersebut.
"Belum. Masih kami lakukan pendalaman. Jadi belum tahu aktor intelektualnya menjadi korban atau masih ada di tempat lain," tambahnya.
Sebelumnya, Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Charliyan menjelaskan belasan terduga teroris yang telah ditangkap, khusus di Bekasi tidak terkait aksi teror melainkan karena kepemilikan senjata api.
Sementara itu, delapan dari belasan terduga teroris ini seluruhnya aktif dalam kegiatan radikal pro ISIS.
"Sejauh ini dilakukan penangkapan 14 orang, nah yang terkait langsung dengan aksi teror ada delapan, dengan rincian di Cirebon 3, di Indramayu 2, di Balikpapan 1 dan di Tegal dua orang," tuturnya Senin (18/1/2016) malam di Mabes Polri.
Jenderal bintang dua ini melanjutkan delapan orang ini ditangkap atas adanya bukti permulaan yang cukup yakni ditemukannya bendera ISIS dan bukti-bukti pendukung lainnya.