Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Tak lama lagi pesawat komersil buatan anak bangsa bakal mengudara setelah PT Dirgantara Indonesia siap-siap merambah bisnis pesawat komersil.
Sejumlah langkah pun telah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pasar pesawat komersil tersebut, mengikuti arahan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Direktur Utama PT DI, Budi Santoso, mengatakan fokus perusahaan ke depan masuk bisnis pesawat komersil, sementara core business sebelumnya tergantung pada pesanan pesawat dari pemerintah.
"Nanti kalau masuk bisnis komersial itu yang harus diperhatikan maintenance dan after sales services. Pak JK bilang bikin pesawat mudah, jual susah, tapi lebih susah merawat. Sebab tidak ada yang beli kalau tidak ada yang rawat. Jadi ngapain bikin?" ujar Budi di kompleks PT DI, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/1/2016).
Budi punya pekerjaan rumah cukup besar karena ingin membentuk imaji PT DI sebagai perusahaan yang mampu memproduksi pesawat kelas boeing maupun air bus.
"Imej harus diperhatikan, jual sepatu merek apapun dibandingkan dengan Reebok tentunya beda. Makanya kami harus punya imej bagus, yakni pabrik pesawat yang memproduksi Boeing dan Airbus. Itu imej ke depan kami," sambung Budi.
Nah, pesawat N 219 merupakan langkah awal PT DI memasuki bisnis pesawat komersil dan perusahaan akan mengembangkan dan memproduksi pesawat berpenumpang 50 orang jika N 219 sudah beroperasi dan sudah mendapatkan sertifikasi.
"Kami akan buat pesawat yang 80 persen sama dengan N 235, tapi namanya tidak tahu. Soal nama belakangan dulu. Kami nanti cari duit dulu. Kalau ada duit, bisa langsung besok buat," kata Budi.
Ia menargetkan PT DI mampu lebih banyak memproduksi pesawat komersil pada 2020, merambah bisnis suku cadang pesawat jenis lain, dan tak menutup kemungkinan membuka peluang bisnis modifikasi pesawat.
"Ini yang menarik karena Pak JK juga minta kami bisa memodifikasi pesawat untuk keperluan khusus yang jumlahnya tidak banyak. Misalnya pesawat maritim patrol," ulas dia.