Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Indikator pada 18-29 Januari lalu, didapatkan bahwa masyarakat masih mempunyai tren kepercayaan tinggi terhadap partai pendukung pemerintah, PDIP dibanding dengan partai lainnya yang berada di DPR.
Dari data yang ada, PDIP dapat memenangi pemilu jika dilakukan hari ini dengan perolehan suara sebanyak 24,2 persen. Jauh di atas Golkar dengan 9,7 persen dan Gerindra dengan perolehan 7,5 persen.
Menurut peneliti senior Indikator, Hendro Prasetyo, hal tersebut berdasarkan kepercayaan masyarakat kepada Presiden Jokowi masih terus bertambah hingga awal tahun 2016.
"Masyarakat masih percaya dengan Jokowi. Apalagi, Jokowi dinilai baik pada permasalahan ekonomi yang menimpa Indonesia pada tahun lalu," ujarnya di Kantor Indikator, Jakarta, Senin (8/2/2016)
Menanggapi hasil survey tersebut, Peniliti LIPI, Ikrar Nusa Bakti mengingatkan kepada PDIP untuk tetap menjaga tren tersebut hingga 2019 mendatang jika PDIP masih menginginkan Jokowi maju menjadi presiden untuk kedua kalinya.
"PDIP ini harus berhati-hati. Jangan sampai blunder dan pilihan masyarakat akan menjadi berubah. Apalagi ada RUU KPK yang saat ini sedang menjadi perhatian," jelas Ikrar.
Apalagi, kata Ikrar, revisi UU KPK yang banyak dinilai akan melemahkan kewenangan KPK terus digulirkan oleh fraksi PDIP di DPR. Sementara presiden yang berasal dari partai yang sama, sudah mengingatkan jangan sampai ada upaya untuk melemahkan KPK dalam revisi tersebut.
"Bisa hancur seketika kepercayaan masyarakat terhadap presiden dan DPR, jika draf RUU KPK ini isinya akan melemahkan KPK sesuai dengan yang sudah pernah dibicarakan selama ini," tambahnya.