News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

SBY: Kenapa Harus Kebakaran Jenggot?

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo berfoto berbincang bersama Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono usai peresmian penggunaan Gedung KPK di Jalan Kuningan Persada, Kavling C4, Jakarta Selatan, Selasa (29/12/2015). Gedung KPK yang berjuluk gedung Dwi Warna tersebut memiliki 16 lantai dengan luas 8.000 meter persegi serta mengusung konsep Secure, Smart, and Green yang akan diberlakukan KPK dalam menjalankan aktivitas kesehariannya. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Blusukan Jokowi ke Hambalang, menurut Siti, seakan ingin menunjukkan kepada SBY bahwa isi kritik SBY kepada pemerintahan kini juga terjadi di rezim 10 tahun pemerintahan SBY sendiri.

Ibaratnya, Jokowi minta SBY berkaca terkait kritik-kritik yang dilontarkan SBY.

"Itu cara mengingatkan kepada SBY, di periode dulu juga ada praktik-praktik menghambur-hamburkan uang," ujar Siti.

Direktur Indo Barometer Mohammad Qodari menilai pantauan Presiden Joko Widodo ke Sport Center yang terbengkalai di Hambalang merupakan manuver politik yang keras terhadap Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.

"Malah sebetulnya Hambalang menurut saya termasuk manuver politik yang keras," ujar Qodari di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (19/3/2016).

Manuver politik keras yang dimaksud Qodari yaitu jika melihat Hambalang, maka sangat erat dengan warisan Ketua Umum Partai Demokrat itu, bahkan lekat dengan kasus korupsi yang melibatkan tokoh Partai Demokrat.

"Karena bukan sekedar bicara warisan pak SBY, tapi juga kasus ini dihentikan karena banyak kasus korupsi yang melibatkan tokoh-tokoh Partai Demokrat," kata Qodari.

Dalam kacamata yang lain, Qodari mengatakan tinjauan Presiden ke Hambalang terkait kebijakan publik, bahwa Pemerintah memiliki keinginan untuk merevitalisasi sarana tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini