TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menahan haru saat melaporkan penanganan 13 jenazah korban jatuhnya helikopter Bell 412 di Poso kepada Presiden Joko Widodo.
Di hadapan Jokowi serta Ibu Negara Iriana Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Kerja,Gatot menjelaskan bahwa dirinya diperintah presiden langsung meluncur ke lokasi jatuhnya heli.
"Penghargaan luar biasa karena saat saya lapor, presiden perintahkan kepada saya dan Kapolri untuk langsung datang ke lokasi, melihat dan menengok ke rumah duka, juga pos operasi Tinombala," kata Gatot di Skadron 17, Lanud halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (22/3/2016).
Dengan nada suara tegas Gatot menjelaskan, dirinya memberikan spirit kepada prajurit yang bertugas disana untuk tetap berjuang melanjutkan operasi Tinombala.
"Kami melihat ke TKP dan membawa jenazah ke RS Polri Kramat Jati juga selanjutnya menyiapkan taman makam pahlawan, tempat terhormat di Kalibata, belum selesai penghargaan juga diberikan, saya dikejutkan bahwa presiden menandatangani Keppres 22 tahun 2016 yang isinya memberikan penghargaan kenaikan pangkat luar biasa," kata Gatot.
Menurutnya, saat Presiden Joko Widodo menyalami seluruh keluarga, masih berbekas duka, namun ada kebanggan dalam hatinya.
"Seperti yang diucapkan putri Brigjen anumerta Saiful Anwar, Salsabila 16 tahun menyampaikan ayah saya taat beragama, selalu sembayang berjamaah, jiwanya hanya utk NKRI," kata Gatot menahan haru.
"Ini gambaran bahwa prajurit dimanapun siap melaksanakn tugas demi NKRI," tambahnya.
Dirinya berharap, Presiden sebagai pimpinan tertinggi di Indonesia untuk tidak ragu memerintahkan prajurit TNI melaksanakan tugas.