TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Alvian Elvis Repi, salah satu anak buah kapal (ABK) yang diduga dibajak oleh kelompok separatis Abus Sayyaf asal Filipina, dikenal sebagai pribadi yang baik dan mudah bergaul dengan tetangga.
Handri Suan, Ketua RT 03/03 Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, tempat Alvian tinggal, pun kaget mendengar tetangganya itu korban penculikan teroris di Filipina.
Apalagi dia mengaku berteman baik dengan pelaut 33 tahun itu.
"Saya kaget sekali dengar kabar kapalnya dibajak. Di teman baik saya. Oom sama istrinya belum bilang apa-apa sama saya," ujar Handri saat ditemui di rumahnya, Selasa (29/3/2016).
Rumah sang Ketua RT terletak persis di seberang rumah paman Alvian, tempat Alvian tinggal bersama istri dan dua anaknya.
Handri menuturkan, di lingkungan RT 03/03, Alvian termasuk sosok yang baik dan mudah bergaul.
Tiap kali pulang melaut, Alvian selalu berbaur dengan teman-teman dan tetangga.
"Mainnya suka sama saya. Orangnya baik, royal sama teman, kalau lagi pulang bergaul biasa sama warga. Tapi terakhir ketemu dia Desember tahun lalu," ungkap Handri yang mengaku juga bekerja di bidang pelayaran.
Setahu Handri juga, Alvian sudah memiliki posisi bagus sebagai pelaut, yakni berpangkat mualim satu alias setingkat di bawah kapten kapal.
Sementara itu, Handri mengaku sampai saat ini belum ada pihak atau aparat pemerintah yang datang menemuinya sebagai Ketua RT untuk menanyakan seputar kasus yang tengah dialami Alvian.
"Belum ada aparat yang datang. Istrinya juga belum bilang apa-apa," bilang Handri.
Seperti diketahui, kapal tug boat Brahma 12 diduga dibajak oleh kelompok radikal Filipina, Abu Sayyaf.
Cerita ini tersebar pertama kalinya pada Senin 28 Maret 2016. Sebab akun media sosial milik beberapa warga yang berprofesi sebagai pelaut menuliskan bahwa mereka kehilangan teman-teman mereka di salah satu kapal yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
Dalam akun grup itu tertulis: "Ini FB kapten kapal Tugboat Brahma 12 dari Banjarmasin tujuan Filipina. Semua kru ditahan Abu Sayyaf, doakan ya kawan-kawan semoga semua crew dalam lindungan TYME. Kalau tidak salah kemarin kapalnya ditahan Abu Sayyaf."
Sejumlah pelaut menerima informasi tersebut setelah melihat akun Facebook milik kapten kapal tersebut, Peter Tonsen Barahama, yang berasal dari Sangihe, Sulawesi Utara.
Kapal Tugboat Brahma 12 adalah milik perusahan Patria Maritim Line. Kapal diduga ditangkap Kelompok Abu Sayyaf di sekitar Pulau Jolo.
Kabar yang berkembang, semua kru telah dibawa ke darat oleh kelompok Abu Sayyaf. Mereka meminta uang tebusan 50 juta peso atau setara Rp 15 miliar. Saat ini, sedang dilakukan negosiasi oleh pihak perusahaan dengan Kelompok Abu Sayyaf.
Selain Peter, ada pula Julian Philip, Alvian Elvis Repi, Muhund, Suriansyah, Surianto, Wawan Saputra, Bayu Octavianto dan Wendi Raknadian, sebagai ABK.
Penulis: Gopis Simatupang