TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini setidaknya ada enam kapal asal Indonesia di Filipina yang akan kembali ke tanah air melintasi perairan Filipina Selatan di mana kelompok bersenjata negara itu kerap beraksi.
Dalam dua bulan terakhir, tercatat ada dua kasus penghadangan kapal mengakibatkan empat belas Warga Negara Indonesia (WNI) masih disandera.
Untuk memastikan keamanan kapal-kapal tersebut TNI akan melakukan pengawalan terhadap kapal-kapal tersebut.
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) mengatakan itu merupakan instruksi Presiden Joko Widodo.
"Presiden sudah instruksikan itu, untuk pergi-pulang ada pengawalan," ujar Jusuf Kalla kepada wartawan di kantor Wapres, Jakarta Pusat, Selasa (19/4/2016).
Selain itu, setiap kapal yang melintasi perairan Filipina Selatan juga sudah diingatkan, soal ancaman dari kelompok bersenjata.
Mereka diharapkan lebih berhati-hati agar lolos dari kejaran kelompok bersenjata itu.
"Kapal-kapal Indonesia diperingatkan untuk hati-hati atau menghindari jalur itu," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan usai menemui Wapres, mengatakan bahwa pemerintah tengah mengupayakan pengawalan dari militer Indonesia dan militer Filipina untuk kapal Indonesia yang melintas perairan Filipina Selatan.
Bila hal tersebut tidak memungkinkan, maka sangat disarankan agar mengambil rute yang lebih jauh, untuk menghindari perairan Filipina Selatan.
Kata dia, ongkos yang dikeluarkan untuk menempuh rute jauh tidak seberapa dibandingkan ongkos yang harus dibayar bila mereka diculik kelompok bersenjata.