TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kadiv Humas Mabes Polri, Brigjen Boy Rafli Amar mengatakan suku Uighur dari Provinsi Xinjiang, Tiongkok yang datang ke Poso untuk bergabung dengan kelompok teroris Santoso masuk melalui jalur resmi.
"Mereka masuk ke Indonesia secara resmi, mereka pakai paspor turis," kata Boy, Sabtu (30/4/2016).
Hanya saja ketika tiba di Indonesia, tujuan mereka melenceng, bukannya pelesiran di tempat wisata malah bergabung dengan Santoso Cs.
"Ternyata mereka datang punya maksud lain, melenceng. Bangsa Uighur tertarik gabung dengan Santoso karena kesamaan ideologi," ujar Boy.
Boy menuturkan pada prinsipnya mereka merasa sejalan dengan perjuangan yang dilakukan oleh kelompok Santoso.
Lalu mereka bersimpati dengan kelompok Santoso padahal mereka orang luar.
"Etnis Uighur mulai gabung dengan kelompok Santoso sejak 2013. Sepanjang 2016 ada empat yang sudah ditangkap dan satu lagi tewas ditembak," ujar jenderal bintang satu itu.
Terpisah, Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Rudy Sufahriadi menjelaskan suku Uighur yang bergabung dengan Santoso berangkat dari Xinjiang menuju ke Bangkok lalu ke Malaysia kemudian Riau.
Selanjutnya mereka ke Puncak, Jawa Barat dan terbang ke Makassar Palu dan Poso melalui jalur darat.
"Masuknya orang asing tidak lepas dari kecanggihan komunikasi internet. Teknologi ini dimanfaatkan Santoso untuk mengajak siapa pun bergabung," kata Rudy.