TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Bengkulu, Sabtu (23/11/2024) malam.
Dalam OTT KPK ini turut diamankan petahanan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dan 7 pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu lainnya.
Namun terjadi drama panjang sebelum Rohidin Mersyah dibawa ke Jakarta keesokan harinya.
Seperti diketahui OTT KPK terhadap Rohidin Mersyah dan pejabat Pemprov Bengkulu diduga terkait dengan pendanaan di Pilkada 2024.
Rohidin Mersyah adalah calon gubernur Bengkulu dari Partai Golkar.
Kejar-kejaran dengan KPK 3 Jam
Drama penangkapan Rohidin Mersyah diawali dengan kejar-kejaran dengan penyidik KPK selama 3 jam.
Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur menjelaskan bahwa proses penangkapan Rohidin Mersyah tidak mudah dan melibatkan kejar-kejaran selama tiga jam.
Asep mengungkapkan bahwa Rohidin Mersyah berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, termasuk menuju Bengkulu Utara dan arah Padang, Sumatera Barat.
"Tidak semudah apa yang dipikirkan. Pada saat itu, saudara RM (Rohidin Mersyah) tidak ada di tempat, tetapi kami memantau dan ketika dia kembali, kami ingin menangkapnya. Namun, dia pergi ke arah Padang, itu ke arah Bengkulu Utara. Sekitar tiga jam kami saling kejar," jelas Asep di Gedung Merah Putih, Jakarta, Senin (25/11/2024).
Setelah berhasil menangkap Rohidin Mersyah, penyidik KPK membawanya ke Mapolres untuk pemeriksaan.
Namun lokasi tersebut sudah dikepung oleh sejumlah orang yang mengaku sebagai simpatisan gubernur, sehingga penyidik harus mencari tempat yang lebih aman.
"Yang paling utama adalah bagaimana kita menyelamatkan orang-orang, termasuk personel kami di KPK dan juga orang-orang yang akan dibawa ke sini sebanyak delapan orang," ujarnya.
"Nah itu harus kita selamatkan, jangan sampai misalkan di jalan diambil oleh para pedemo," sambungnya.