News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prahara Partai Golkar

Golkar Disarankan Usung Caketum dari Jawa Hadapi Pilpres

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sembilan Kandidat Bakal Calon (Balon) Ketua Umum DPP Partai Golkar Ade Komarudin (kiri), Airlangga Hartato (kedua kiri), Aziz Syamsudin (ketiga kiri), Mahyudin (keempat kiri), Indra Bambang Utoyo (tengah), Priyo Budi Santoso (keempat kanan), Setya Novanto (ketiga kanan), Syahrul Yasin Limpo (kedua kanan) dan Watty Amir (kanan) berfoto bersama usai mengikuti acara Sosialisasi Para Balon Ketua Umum DPP Partai Golkar oleh Panitia Pengarah (SC) Munaslub Partai Golkar di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (2/5/2016). Sosialisasi tersebut diikuti oleh keseluruh para bakal calon ketua umum Partai Golkar dan mengambil tema Solid Terkonsolidasi, Efektif Mengemban Misi, Berjaya Dikala Pemilu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Hanta Yudha menyarankan Partai Golkar sebaiknya mengusung calon ketua umum dari kalangan masyarakat Jawa jika memiliki pola pemikiran bahwa ketua umum identik dengan calon presiden.

"Ketua umum Golkar identik calon presiden," ujar Hanta di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (7/5/2016).

Namun, lanjut Hanta, jika partai berlambang pohon beringin ini tidak memiliki pemikiran tersebut, maka kesukuan tidak menjadi persoalan.

"Itu kalau berfikir ketum akan identik dengan capres. Tetapi kalau tidak, enggak penting. Yang penting kokoh di internal, membesarkan partai politik menjadi simbol," ucap Hanta.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung menyinggung soal calon ketua umum Golkar dari kalangan masyarakat Jawa.

Akbar mengatakan, sudah layak jika Partai Golkar saat ini dipimpin oleh orang berlatarbelakang budaya Jawa.

"Kalau sekarang orang Jawa, saya kira sudah pantas juga," ujar Akbar dalam diskusi yang digelar di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (7/5/2016).

Partai berlambang pohon beringin ini sejak masa orde baru lekat dengan kebudayaan Jawa. Saat itu pengaruh Presiden kedua, Soeharto cukup kuat kepada Golkar.

Meski demikian, lanjut Akbar, faktor kebudayaan tidak selalu menentukan kualitas kepemimpinan.

Ia mengatakan, sesuai fakta bahwa Golkar pernah juga dipimpin oleh orang-orang yang bukan berlatarbelakang budaya Jawa, termasuk dirinya yang merupakan orang Sumatera Utara.

"Pertama saya sendiri, kemudian Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie," ucap Akbar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini