TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Hanta Yudha menyarankan Partai Golkar sebaiknya mengusung calon ketua umum dari kalangan masyarakat Jawa jika memiliki pola pemikiran bahwa ketua umum identik dengan calon presiden.
"Ketua umum Golkar identik calon presiden," ujar Hanta di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (7/5/2016).
Namun, lanjut Hanta, jika partai berlambang pohon beringin ini tidak memiliki pemikiran tersebut, maka kesukuan tidak menjadi persoalan.
"Itu kalau berfikir ketum akan identik dengan capres. Tetapi kalau tidak, enggak penting. Yang penting kokoh di internal, membesarkan partai politik menjadi simbol," ucap Hanta.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung menyinggung soal calon ketua umum Golkar dari kalangan masyarakat Jawa.
Akbar mengatakan, sudah layak jika Partai Golkar saat ini dipimpin oleh orang berlatarbelakang budaya Jawa.
"Kalau sekarang orang Jawa, saya kira sudah pantas juga," ujar Akbar dalam diskusi yang digelar di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (7/5/2016).
Partai berlambang pohon beringin ini sejak masa orde baru lekat dengan kebudayaan Jawa. Saat itu pengaruh Presiden kedua, Soeharto cukup kuat kepada Golkar.
Meski demikian, lanjut Akbar, faktor kebudayaan tidak selalu menentukan kualitas kepemimpinan.
Ia mengatakan, sesuai fakta bahwa Golkar pernah juga dipimpin oleh orang-orang yang bukan berlatarbelakang budaya Jawa, termasuk dirinya yang merupakan orang Sumatera Utara.
"Pertama saya sendiri, kemudian Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie," ucap Akbar.