TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengklaim bahwa pihaknya tidak kebablasan terkait penindakan terhadap kepemilikan atribut maupun aktivitas yang barbau Komunisme.
"Saya pikir kalau Polisi masih terkendali perintahnya jelas. Kami ada batasannya," ujar Badrodin di halaman Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/5/2016).
Badrodin mengaku jajarannya tidak sampai melakukan razia ketika melakukan penindakan tersebut, melainkan berdasarkan informasi yang diterima.
"Kami tidak melakukan razia tetapi gunakan penyelidikan kalau ditemukan di jalan itu kan terbuka pasti kami minta keterangannya," kata Badrodin.
Badrodin pun mengaku jajarannya tidak sampai melakukan razia terkait buku-buku yang menjabarkan pemahaman Komunisme, Marxisme-Leninisme.
"Sudah kami tekankan kalau ada buku tentukan tidak boleh disita dari toko buku, kampus, percetakan, karena itu kami hanya minta samplenya ke kejaksaan supaya diteliti. Itu sudah kami jelaskan. Kalau film kontennya harus kita pelajari apa yang ada di dalam film itu," tutur Badrodin.
"Apakah itu masuk komunisme itu kami juga gunakan ahli, bukan penafsiran pribadi penyidik termasuk kategori komunisme," kata Badrodin menambahkan.