Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Generasi muda Indonesia berada dalam status darurat narkoba dan kekerasan seksual.
Untuk menanggulanginya, pemerintah mengupayakan agar penerus bangsa dapat terhindari dari kejahatan.
Satu diantaranya seperti yang dilakukan Direktorat Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui penyelenggaraan Festival Teater Nasional.
Pada tahun ini, acara tersebut berlangsung sejak 16 sampai 19 Mei 2016.
“Kami mendorong para remaja mengisi waktu luang dengan berbagai kreativitas. Tema peserta lomba boleh apa saja, tetapi harus ada unsur kekhasan budaya daerah masing-masing dalam penampilan mereka,” tutur Direktur Kesenian Kemdikbud Endang Caturwati, Kamis (19/5/2016).
Setiap tahun, Festival Teater Nasional menjadi ajang unjuk kebolehan seni peran ratusan remaja yang mewakili 34 provinsi di Indonesia.
Puluhan grup atau sanggar teater difasilitasi Direktorat Kesenian untuk tampil menghibur masyarakat umum.
Para pemenang akan difasilitasi tampil di perlombaan teater tingkat dunia diantaranya di Kanada.
Pada tahun ini, Endang menganugerahkan penghargaan dua sanggar teater yang dinilai juri memberikan performa maksimal di atas panggung.
Yaitu Sanggar Kreatif yang mewakili Provinsi Sulawesi Utara dan Sanggar Teater Sang Gendang dan Playground mewakili Jawa Timur.
"Ada juga nominasi aktor terbaik, aktris terbaik, sutradara terbaik penata musik terbaik dan penata artistik terbaik. Seluruh pemenang merupakan yang terbaik yang dinilai oleh juri," kata dia.
Adapun tokoh-tokoh kesenian Tanah Air yang turut andil dalam penjurian ialah Ratna Riantiarno, Jose Rizal Manua, Aditya Gumay, Yudi Ahmad Tajudin, dan Seno Joko Suyono.
Sementara itu, Aditya Gumay mengatakan teater adalah wadah generasi muda mengisi waktu dengan cara yang positif dan bermanfaat.
Teater menjadi media kritik sosial terkait fenomena di Tanah Air seperti darurat narkoba, kekerasan seksua, dan penyimpangan lainnya.
“Dunia teater merupakan suatu tempat mengkritisi sesuatu. Jika ada hal-hal dikhawatirkan seperti pergeseran nilai-nilai moral, maraknya narkoba, kekerasan seksual, itu semua bisa dikritisi. Ketika menjadi kritis, tentunya tak akan melakukan,” katanya.