TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo angkat bicara mengenai peristiwa ledakan bom di Mapolresta Surakarta, Solo, Jawa Tengah.
Ia telah mengingatkan kepada kepala daerah terkait ancaman negara. Diantaranya, narkoba, korupsi dan radikalisme.
"Paling bahaya tiga hal ini. Apapun deteksi dini karena bisa muncul setiap saat tak terduga," kata Tjahjo dikediaman Megawati, Jl. Teuku Umar, Jakarta, Rabu (6/7/2016).
Tjahjo mengatakan pihak intelejen serta kepolisian telah memonitor pergerakan terorisme.
Tetapi, ancaman teroris masih terus berlangsung.
"Kita harus tentukan sikap, siapa kawan dan lawan," katanya.
Tjahjo mengakui Solo menjadi target kelompok ekstrimis.
Apalagi, hampir 70 persen kelompok tersebut tinggal di Solo.
"Target utama kepolisian, rumah ibadah dan pusat keramaian," katanya.
Sementara, Ketua MPR Zulkifli Hasan mengingatkan peristiwa bom di Madinah.
"Hal itu menunjukkan teroris bukan soal agama. Teroris tidak punya agama. Kita bersatu padu juga masyarakat internasional melawan teroris," kata Ketum PAN itu.